"Kita menuntut rektorat bicara pada kami," tegas salah seorang mahasiswa, Paul dalam orasinya di depan Kampus yang terletak di kawasan, Salemba, Jakarta Pusat itu.
Menurutnya, akar masalah sesungguhnya adalah ulah pihak ketiga yang diduga menggelapkan iuran kuliah. Sebelum membayar setoran, mahasiswa diberikan slip setoran yang kemudian dibawa ke TU kampus untuk dimintakan legalitas dari kampus. Nah, saat itu, pihak TU kampus tidak memberitahukan bahwa slip setoran yang dibawa mahasiswa sesungguhnya palsu tapi malah memberikan legalitas kampus.
"Seandainya kampus memberi warning kalau slip yang diberikan pihak ketiga adalah palsu, kami tidak akan memberikan uang itu ke orang ke tiga," sesal Paul.
Akibat dari kelalaian yang berasal dari lingkungan kampus tersebut, ada 1.080 mahasiswa terancam di Drop Out (DO).
[sam]
BERITA TERKAIT: