Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Polemik Airbus A350, Faisal Basri Sejalan dengan Rizal Ramli

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Selasa, 18 Agustus 2015, 20:35 WIB
Polemik Airbus A350, Faisal Basri Sejalan dengan Rizal Ramli
faisal basri
rmol news logo Dorongan agar  PT Garuda Indonesia Tbk membatalkan rencana pembelian pesawat Airbus A350 terus menguat. Setelah pertama kali disampaikan oleh Menko Maritim Rizal Ramli, pakar ekonomi Faisal Basri juga berpendapat sama.

Seperti dikutip dari blog-nya, Faisal menjelaskan bahwa sejauh ini Garuda hanya punya satu rute ke Eropa. Yaitu Jakarta-Amsterdam (Schiphol)-London (Gatwick), PP.

"Itu pun tidak setiap hari. Sejauh pengalaman penulis, penerbangan rute Eropa tak pernah penuh. Terakhir, Juni lalu, dua kursi di sebelah penulis kosong," tulis Faisal. (Baca: Faisal Basri: Lebih Baik Garuda Garap Rute Timteng dan Domestik)

Faisal menungkapkan itu menanggapi press release Airbus pada 15 Juni 2015 lalu tentang penandatanganan Letter of Intent (LOI) pembelian 30 pesawat A350 XWB oleh Garuda Indonesia. Pesawat itu akan digunakan untuk mengembangkan medium and long haul network Garuda Indonesia dengan kemampuan untuk terbang non-stop dari Jakarta atau Bali ke Eropa.

Faisal menceritakan, dia pernah memohon ke panitia seminar (yang mengundangnya, red) di Belanda agar dipesankan tiket Garuda. Namun dengan berat hati panitia tidak bisa memenuhi permintaan tersebut karena harga tiket Garuda nyaris dua kali lipat lebih mahal dari MAS.

"Pada kesempatan lain, penulis bertugas keliling beberapa negara Eropa. Lagi-lagi tak menggunakan Garuda karena pertimbangan jauh lebih mahal dari maskapai Emirates yang akhirnya dipilih oleh kantor yang menugaskan penulis," akunya.

Dia menjelaskan maskapai pelat merah tersebut kalah bersaing dengan maskapai Timur Tengah (Qatar, Emirates, dan Etihad). "Frekuensi penerbangan mereka untuk rute Jakarta-Eropa jauh lebih banyak dari Garuda karena mereka memiliki jaringan mendunia. Pesaing Garuda amat banyak, termsuk maskapai negara-negara tetangga," ucapnya.

Dia mengingatkan, di tengah keterpurukan Eropa, agaknya Garuda perlu ekstra hati-hati membuka tambahan rute baru ke Eropa. Gagasan untuk membuka rute ke Amerika Serikat juga perlu pertimbangan matang. "Pertimbangan bisnis harus nomor satu, gengsi nomor dua," tandasnya. (Baca: Faisal Basri: Direksi Garuda harus Teriak kalau Dipaksa Oknum Penguasa)

Isu rencana pembelian pesawat Airbus A350 oleh Garuda tersebut menghentak publik setelah Rizal Ramli angkat bicara sehari pasca dilantik menjabat Menko Kemaritiman. Bahkan dia sudah menyampaian penolakannya tersebut kepada Presiden Jokowi.

"Saya bilang, Mas, saya minta tolong layanan diperhatikan. Saya tidak ingin Garuda bangkrut lagi karena sebulan yang lalu beli pesawat dengan pinjaman 44,5 miliar dollar AS dari China Aviation Bank untuk beli pesawat Airbus A350 sebanyak 30 unit. Itu hanya cocok untuk Jakarta-Amerika dan Jakarta-Eropa," tegasnya.

Apalagi, dia menambahkan, rute penerbangan tersebut tidak akan menguntungkan bagi Garuda. Sejauh ini, rute internasional ke Eropa itu selalu membuat Garuda  merugi karena tingkat keterisian penumpangnya hanya 30 persen. Bahkan, Singapore Airlines yang punya rute ke Amerika Serikat dan Eropa juga mengalami kinerja keuangan yang kurang baik.

Oleh karena itu, dia menyarankan, ketimbang mengembangkan bisnis penerbangan rute internasional, lebih baik Garuda membeli pesawat Airbus A320 dan memilih fokus menguasai bisnis penerbangan domestik dan regional Asia.

"Kita kuasai dulu pasar regional lima sampai tujuh tahun ke depan. Kalau sudah kuat, baru kita hantam," tegas Rizal sambil menambahkan, Presiden setuju dengan usulannya tersebut. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA