Kehadiran USS Bonhomme Bukti Indonesia Jadi Target Proxy War

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Sabtu, 01 Agustus 2015, 07:45 WIB
Kehadiran USS Bonhomme Bukti Indonesia Jadi Target <i>Proxy War</i>
rachmawati/net
rmol news logo . Pada zaman Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto, dengan tegas Indonesia melarang masuk kapal induk Angkatan Laut AS ke wilayah Nusantara.

Demikian disampaikan politisi senior Rachmawati Soekarnoputri. Di zaman Soeharto, lanjut Rachmawati, Panglima ABRI yang juga Menhankam Jenderal Maraden Panggabean melaporkan kepada Presiden Soeharto meminta ijin apakah boleh Kapal induk Seven fleet mask keIndonesia.

"Jawabannya tegas tidak diijinkan," ungkap Rachmawati, yang juga Ketua Yayasan Pendidikan Soekarno.

Artinya, jelas Rachmawati, Soeharto saja msh memikirkan kedaulatan nasional dan kepentingan our dignity atau harga diri bangsa.

Karena itu, Rachmawati heran bila di pemerintahan era Jokowi kini, kapal induk Amerika Serikat seperti USS Bonhomme ini bisa bersandar di Bali.

"Keberadaan kapal induk AS tersebut makin memperjelas, apapun alasannya bahwa Indonesia sudah  subordinat di bawah negara adi kuasa tersebut. Satu tanda bahwa Indonesia masuk dalm target proxy war," demikian Rachma.

Kapal Induk USS Bonhomme Richard (LHD 6), milik Angkatan Laut AS yang dipimpin Captain Jeffrey A. Ward bersandar di Pulau Bali untuk tujuan wisata. Menurut Komandan Lanal Denpasar Letkol Laut (P) Bambang Trijanto, USS Bonhomme akan berada di Bali hingga 4 Agustus yang akan datang. [ysa]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA