"Sebab tanda-tanda kericuhan, konflik, dan bentrokan massa di kongres itu sudah terlihat Kamis 16 April malam," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, dalam keterangan beberapa saat lalu (Juamt, 17/4).
Selain itu, ungkapnya, IPW mendesak agar Wakil Presiden Jusuf Kalla yang semula akan membuka Kongres PSSI sebaiknya membatalkannya. Sebab membuka sebuah kongres yang berpotensi ricuh dan bentrokan massa hanya mempermalukan kredibilitas Wakil Presiden.
Neta menjelaskan, tanda-tanda kericuhan Kongres PSSI di Surabaya sudah terlihat saatdiskusi tentang Persebaya Surabaya di stasiun televisi lokal di Gedung Graha Pena, Surabaya, Kamis malam berlangsung ricuh karena diserbu massa berseragam ormas tertentu. Selain merusak dan memukul pembicara, massa juga memaksa membubarkan acara. Akibat hal ini, ratusan bonek melakukan serangan balasan kepada para penyerbu.
Selain itu, katanya, para bonek juga mendatangi Polda Jatim untuk melaporkan penyerangan tersebut. Para bonek juga mengepung Hotel JW Marriott tempat acara kongres akan berlangsung.
"Melihat kericuhan yang berpotensi pada kerusuhan massa itu, IPW mendesak Polda Jatim segera mencabut ijin Kongres PSSI dan membatalkan serta membubarkan kongres yang semula akan dibuka Wapres Jusuf Kalla itu," tegas Neta.
Neta menambahkan, pembubaran kongres itu merupakan tindakan prefentif agar keamanan dan situasi kamtibmas kota Surabaya terjaga dan berjalan kondusif dan aman, mengingat lokasi kongres berada di tengah tengah kota dan pusat perekonomian Surabaya.
[ysa]
BERITA TERKAIT: