Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

BNPT Bekerja Sama dengan KJRI dan Interpol Cari 16 WNI

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Selasa, 10 Maret 2015, 20:23 WIB
BNPT Bekerja Sama dengan KJRI dan Interpol Cari 16 WNI
rmol news logo Organisasi Islamic State of Iraq and Syria alias ISIS ditengarai berada di balik 16 Warga Negara Indonesia yang berangkat ke Turki dan kemudian hilang kontak sampai saat ini.

WNI yang awalnya disebut berangkat ke Turki untuk kepentingan bisnis dan wisata itu diduga bergabung dengan ISIS.

"Sebenarnya 16 WNI ini sudah merencanakan semua sejak sebelum berangkat. Mereka menggunakan cara resmi asal paspor dan visa bisa keluar. Nanti setelah di luar negeri, baru mereka melancarkan aksi selanjutnya dan akhirnya tidak kembali lagi ke kelompoknya," ujar Juru Bicara BNPT Prof. Irfan Idris dalam siaran persnya, Selasa (10/3).

Menurut Irfan, ISIS memiliki dua propaganda untuk menarik dan merekrut
anggotanya. Pertama untuk kesejahteraan (motif ekonomi) dan kedua adalah kehidupan akhirat yang menurut persepsi mereka, jika ke sana dan mati akan masuk surga.

Karena ISIS, dia menjelaskan, merupakan organisasi teroris yang paling kaya. Karena itu, mungkin saja WNI tersebut dijanjikan diberi uang dan fasilitas lengkap. Padahal faktanya justru mereka tidak akan tenang bila sudah masuk ISIS.

"Mereka adalah organisasi yang menganeksasi dua negara melakukan perampokan dan pembunuhan. Pokoknya jangan dibayangkan dapat kenikmatan. Menurut saya
masuk ke sana itu berarti bunuh diri. Bayangkan mereka harus taat dengan pimpinan, ada jihad seks untuk pejuang, dan hidup diantara desing peluru," terang Irfan.

Sementara itu, Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia (UI) yang juga tim ahli BNPT, Prof Dr Sarlito Wirawan Sarwono mengatakan  bahwa ideologi ISIS sangat berbahaya.

"Mereka berbahaya karena lihai menggunakan media internet untuk melancarkan propaganda serta merekrut para anggota di seluruh dunia. Berbeda dengan cara terorisme dulu yang masuk dengan cara konvensional, kini ISIS melakukannya langsung ke individu melalui internet,” kata Sarlito. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA