Karena memang sudah disepakati di Komisi VII, penyesuaian harga BBM itu paling tidak satu bulan sekali,†ucap Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Satya W. Yudha Minggu malam (2/3).
Awalnya, kata politisi Golkar ini, pemerintah mengusulkan penyesuaian harga tersebut per dua minggu. Tapi DPR menganggap tempo itu terlalu cepat. Kita menyepakatinya tiap bulan. Jadi tidak sewaktu-waktu tiba-tiba naik,†jelasnya.
Kenaikan ini, tambahnya, tidak permanen. Bisa saja di awal April nanti harga BBM akan berubah kembali. Harganya bisa lebih mahal, bisa juga lebih murah, tergantung perkembangan harga minyak dunia.
Satya yakin, penerapan sistem ini tidak akan membuat rakyat bingung. Rakyat akan bingung bila penentuan harga premium disamakan dengan pertamax yang harganya bisa berubah tiap waktu. Rakyat akan bingung bila perubahan itu terjadi di bawah satu bulan,†tandasnya.
Anggota Komisi VII Dito Ganinduto juga ikut membela. Menurutnya, penyesuaian itu pasti bisa dipahami masyarakat. Nggak (bingung) lah. Itu kan hanya sebulan sekali,†pungkasnya.
Per 1 Maret kemarin, harga BBM mengalami penyesuaian. Untuk premium naik Rp 200 dari Rp 6.600 menjadi Rp 6.800. Khusus untuk wilayah Jawa dan Bali harganya lebih mahal Rp 100, yaitu Rp 6.900 per liter. Harga pertamax juga mengalami kenaikan Rp 200 menjadi Rp 8.250 per liter. Sedangkan untuk solar dan minyak tahan harganya tetap, masing-masing Rp 6.400 dan Rp 2.500 per liter.
[zul]
BERITA TERKAIT: