Wihara yang akan dibahas kali ini, adalah Wihara Dharma Jaya atau dikenal dengan nama lain Klenteng Sin Tek Bio. Klenteng ini terletak di Jalan Pasar Baru, Dalam Pasar Nomor 146, Jakarta Pusat (Jakpus).
Dari sisi bangunan, klenteng ini memang terlihat tua. Namun fasilitas ibadah ini memiliki kaitan sejarah dengan daerah Pasar Baru, yang mulai dihuni pertengahan abad ke-17, menyusul dibukanya persawahan dan perkebunan kopi di sekitar lapangan Banteng.
"Awalnya wihara ini bernama Klenteng Het Kong Sie Huis, selanjutnya Sin Tek Bio (1820), dan pada 12 Mei 1982 berubah menjadi Dharma Jaya," kata Ketua Yayasan Wihara Dharma Jaya, Santoso Witoyo kepada RMOLJakarta, Rabu (18/2).
Di atas bangunan, terdapat dua ekor patung naga dan mutiara di tengahnya. Sedangkan dalam ruang utama, terdapat ukiran dua ekor naga yang melilit tiang-tiang utama bangunan, dengan berbagai barang hiasan. Di kanan kiri pintu masuk terdapat dua ekor patung singa penjaga (Bao-gu-shi).
Ratusan patung juga terlihat di dalam wihara ini. Sebagian patung-patung tua dibuat abad ke-17. Barang bersejarah lainnya seperti enam buah joli(tandu) yang dibuat tahun 1768 (tahun tikus), dan satu buah tempat dupa(Hiolo) kuno, namun kini tidak lagi dipergunakan.
Adapula lentera, Ten Lung, bendera Kongco, 10 buah senjata kayu dan papan nama para Sin-beng dimana disitu terdapat angka 1768 yang diduga sebagai tahun pembuatan. Papan nama Sin Tek Bio juga merupakan peninggalan kuno, karena dibuat pada tahun 1753 (tahun ayam).
"Barang- barang ini selalu diarak pada saat acara Gotong Toapekong(mengarak dewa-dewi utama klenteng mengitari jalan-jalan di sekitarnya)," tutur Santoso bercerita.
[Andhika Tirta Saputra/sim/jkt/man]