Pengamat kepolisian dari Point Indonesia, Karel Susetyo menilai, Kompolnas ikut menjadi penyebab tercorengnya wibawa presiden karena bagaimanapun mereka merekomendasikan nama Budi Gunawan sebagai calon Kapolri.
"Kalau saja nama BG tidak masuk dalam lima nama calon Kapolri yang diajukan Kompolnas ke presiden, niscaya tak akan ada pencalonan BG sebagai Kapolri. Karenanya presiden layak meminta pertanggung jawaban dari Kompolnas," ujar Karel kepada Kantor Berita Politik
RMOL sesaat lalu, Selasa (13/1).
Penetapan Budi Gunawan sebagai tersangka, kata dia, jelas membuat kredibilitas Kompolnas sebagai lembaga pengawas kepolisian hancur. Sebab, nama Budi Gunawan satu dari beberapa nama yang direkomendasikan sebagai calon Kapolri. Bahkan, Kompolnas menjamin Budi Gunawan tidak terkait kasus rekening gendut.
"Bagi Kompolnas, situasi semakin sulit karena mereka menyatakan semua calon Kapolri yang diajukan ke presiden sudah melalui penilaian terbaik. Kompolnas bahkan berani menjamin bahwa Budi Gunawan tidak terkait kasus rekening gendut," papar Karel.
Selain Kompolnas, kata dia, penetapan status tersangka Budi Gunawan juga menampar citra institusi Polri. Dengan penetapan tersebut Polri tetap dicap sebagai lembaga korup.
"Dan ini bisa membuat kepercayaan publik terhadap kepolisian berada pada titik terendah," imbuh Karel.
[dem]
BERITA TERKAIT: