Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Niat SBY Beli Pesawat Kepresidenan ternyata Muncul Saat Aceh Dilanda Tsunami

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Jumat, 26 Desember 2014, 19:04 WIB
Niat SBY Beli Pesawat Kepresidenan ternyata Muncul Saat Aceh Dilanda Tsunami
jokowi dan ibu negara
rmol news logo Niat Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono untuk membeli pesawat kepresidenan jenis Boeing Business Jet 2 (BBJ2) ternyata muncul saat Aceh dilanda gempa dan tsunami 26 Desember 2004 lalu.

Saat musibah terjadi, Presiden RI dua periode itu berada sedang di Papua untuk menghadiri perayaan Natal bersama umat Kristiani sekaligus meninjau Nabire yang baru dilanda bencana.

SBY sebenarnya ingin cepat tiba di lokasi. Namun untuk bisa langsung menuju Lhokseumawe, Aceh, dari Papua, SBY bersama rombongan harus transit terlebih dahulu di Makassar dan Batam.

SBY mengungkapkan hal tersebut lewat akun Facebook-nya sesaat lalu terkait Peringatan 10 Tahun Tsunami Aceh yang jatuh hari ini (Jumat, 26/12).

"Sebagaimana yang diketahui oleh banyak kalangan pesawat kepresidenan yang saya naiki adalah jenis RJ 85, yang tidak bisa terbang langsung ke Lhokseumawe. Pesawat harus singgah di Makasar dan kemudian Batam untuk pengisian bahan bakar," kenang SBY.

"Tentu saja saya harus menambah waktu sekitar 3-4 jam," sambungnya.

"Keadaan inilah yang waktu itu memunculkan gagasan saya bahwa seharusnya pesawat Presiden Indonesia bisa terbang ke manapun di wilayah Indonesia, maksimal 8 jam, tanpa harus melakukan 'refueling'," dalihnya.

Tetapi, pesawat yang ia maksud tersebut baru terwujud 10 tahun kemudian atau pada April 2014. "Pertama saya sadar bahwa saya harus menunggu kemampuan ekonomi negara dan ketersediaan anggaran pemerintah," jelasnya.

Alasan kedua, proses politik ternyata panjang dan tidak mudah. Rencana pembelian pesawat itu menimbulkan pro dan kontra. Karena dianggap sebuah pemborosan.

"Padahal jika Presiden selalu menggunakan pesawat Garuda biayanya justru jauh lebih mahal, dan juga bisa mengacaukan jadwal penerbangan Garuda sendiri," ungkapnya.

Namun, bagaimanapun SBY mengaku bersyukur karena pesawat itu dapat disediakan sekitar 5 bulan sebelum dirinya mengakhiri tugas sebagai Presiden. "Saya senang karena Presiden Jokowi dan Presiden-Presiden berikutnya bisa terbang ke manapun tanpa harus berhenti di jalan karena mesti mengisi bahan bakar," tandasnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA