Menurut Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung, posisi tersebut menguat 65 poin dibanding pada penutupan hari sebelumnya.
Dia menjelaskan, secara fundamental, tidak ada alasan pelemahan rupiah membuat Indonesia tertekan begitu besar. Sebab, dollar menguat terhadap semua mata uang bukan hanya terhadap rupiah.
"Kemarin memanglah market sentimen, sekarang sudah kembali stabil lagi," kata Juda di Jakarta, Jumat (19/12).
Dia memprediksi, pada akhir 2014 rupiah akan kembali stabil ke arah yang sesuai dengan fundamental.
"Saya kira masih stabil ya, statement dari Fed itu sudah jelas. Mereka berubah term-nya ya dari
consirable time menjadi lebih perlu kesabaran dulu untuk menaikkan suku bunga," bebernya.
Menurut Juda, arah Fed tersebut sudah di-price oleh pasar, lantaran besarannya yang berkurang,
"Prediksi Fed terhadap kenaikan yang tadinya 1,275 sekarang cuma 1,125 2015, kan setidaknya sudah diperkirakan semula, tidak ada surprise," jelasnya.
"Fiskal sebenarnya semakin lebar sehingga kemampuan untuk mendorong ekonomi di 2015 semakin baik. Sehingga, ini seharusnya mendorong optimisme pelaku usaha 2015," jelas Juda.
[why]
BERITA TERKAIT: