Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Persaingan di Bisnis Taksi Dinilai Mulai Tidak Sehat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Kamis, 18 Desember 2014, 20:44 WIB
Persaingan di Bisnis Taksi Dinilai Mulai Tidak Sehat
ilustrasi
rmol news logo Aksi perampokan di dalam taksi yang diungkap beberapa waktu lalu oleh Kepolisian, tidak menutup kemungkinan bermotif persaingan usaha. Meski memang, hal itu sulit untuk dibuktikan.

Wakil Ketua Bidang Riset dan Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, mengibaratkan seperti (maaf) kentut yang tak berbunyi. "Baunya ada, tapi suaranya tak ada. Jadi sulit dibuktikan," ujar Djoko dalam keterangannya (Kamis, 17/12).

Karena memang, dia menengarai bisnis taksi diwarnai persaingan tak sehat. Bentuknya adalah merusak perusahaan taksi yang dianggap sebagai pesaing. Target utamanya adalah memonopoli bisnis taksi.

Strategi yang digunakan, Djoko menjelaskan, perusahaan besar menyusup kedalam perusahaan taksi yang menjadi pesaingnya. Kemudian dilakukan perusakan sehingga citra perusahaan pesaing rusak. "Konsumen akhirnya menilai perusahaan taksi ini tidak layak. Akhirnya perusahaan taksi besar yang mendominasi konsumen," ungkapnya.

Strategi seperti ini menurutnya bukanlah hal baru. Karena dia sudah dengar sejak lama. "Pola seperti ini terjadi di daerah-daerah. Perusahaan taksi di daerah tak mampu melawan pesaingnya yang tiba-tiba masuk dan merebut penumpang," tegasnya.

Dia mengingatkan, cara-cara seperti ini secara etika bisnis tidak baik. Boleh saja perusahaan taksi besar masuk, akan tetapi harus merangkul pengusaha kecil disana. "Agar ada simbiosis mutualisme. Masyarakat di daerahpun semakin dilibatkan dalam membangun bisnis," imbuhnya.

Kuasa hukum Express, Berman Limbong mengatakan mobil yang digunakan untuk perampokan bukan milik perusahaannya. Sebab, sampai saat ini barang bukti belum diketahui ada dimana.

"Artinya kalau memang itu mobil Express, pihaknya tentunya akan diundang untuk menyaksikan bersama-sama. Apakah benar itu mobil Express yang hilang, sesuai dengan laporan polisi No: 205 di Polsek Setiabudi pada 24 November 2014," tegasnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, mengatakan, penyidik masih mencari taksi yang diambil pria bersafari tersebut. "Hingga kini masih dicari. Manajemen Express menyatakan orang berbaju safari yang mengambil mobil bukan karyawan mereka," ujarnya, saat dihubungi.[zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA