Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sambut Era Jokowi, Organisasi Ekstra Kampus harus Merevitalisasi Diri

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Rabu, 17 Desember 2014, 19:59 WIB
Sambut Era Jokowi, Organisasi Ekstra Kampus harus Merevitalisasi Diri
Hermawi Taslim
rmol news logo Tahun 2014 menjadi momentum perubahan orde politik. Terpilihnya Joko Widodo yang bukan ketua umum partai politik sebagai Presiden RI merupakan momentum titik ubah (change point) perjalanan bangsa Indonesia.

Karena itu, revitalisasi organisasi extra universiter seperti HMI, PMKRI, GMNI, GMKI, PMII, IMM, HIKMABUDHI oleh para pemangku kepentingannya perlu dilakukan untuk menyambut perubahan orde politik yang meletakan pondasi sejarah baru nasionalisme tersebut.

Demikian disampaikan Ketua Umum Forkoma (Forum Komunikasiasi Alumni PMKRI), Hemawi F. Taslim, dalam siaran pers yang diterima malam ini, Rabu (17/12).

"Yang saya cermati adalah, vacuumnya organisasi mahasiswa dalam pilpres 2014 ataupun dalam hingar bingar pemilihan kabinet, memunculkan tanda tanya atas eksistensi organisasi ekstra universiter itu," jelasnya.

Dalam amatannya, ada beberapa organisasi mahasiswa, yang suka tidak suka harus diakui, terpecah karena perbedaan cara pandang dan cara gerak dalam hidup berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.

"Padahal, saya yakin sampai kapanpun yang namanya organisasi mahasiswa akan memainkan peran penting dalam perubahan suatu jaman. Kini giliran partai-partai senior yang terpecah dan para tokoh partai yang terpecah itu adalah tokoh penting dalam organisasi mahasiswa pada jamannya,” tegas Taslim, yang juga pengacara senior ini.
 
Oleh karena itu, Taslim mengimbau kepada para pengurus organisasi ekstra universiter merivitalisasi diri untuk menemukan bentuk pergerakan baru dalam jaman baru yang telah datang. Menurutnya, tanpa keterlibatan para mahasiswa yang menjadi aktivis, Indonesia akan lumpuh dalam dinamika politik.
 
Tantangan utama yang dihadapi organisasi ekstra universiter saat ini adalah semangat nasionalisme yang tidak terbagi-bagi berdasarkan kepentingan kelompok, partai, suku ataupun agama. Menjadikan organisasi mahasiswa sebagai organisasi yang independen, bebas dari campur tangan politik, kembali ke asas pendirian dulu merupakan tantangan kedua setelah nasionalisme.
 
Indonesia membutuhkan tokoh-tokoh mahasiswa pendamping Presiden Joko Widodo dalam mengawal perubahan menuju Indonesia yang lebih baik," tekannya.

Singkat kata, menemukan jati diri kembali adalah penting agar nilai-nilai organisasi ketika awal didirikan tetap terjaga.

"Dan kita semua harus mengakui, yang menjadi tokoh atau pemimpin nasional sebagian adalah mantan aktivis mahasiswa. Dan, kita harus dengan rendah hati mengakui juga tidak semua mantan aktivis yang menjadi tokoh nasional itu ideal atau dapat menjadi panutan,” tegas Hermawi Taslim.  [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA