Penyebab utamanya adalah karena kabinet tersebut hasil kompromi berbagai kelompok yang memiliki kepentingan tidak hanya berbeda tetapi juga berseberangan.
“Bila kita perhatikan benar-benar komposisinya, kabinet ini tidak akan bisa bekerja mengimplementasikan ajaran Trisakti Bung Karno seperti yang digembar-gemborkan Jokowi dan PDIP,†ujar Ketua Front Pelopor Rachmawati Soekarnoputri.
Tim ekonomi yang dipimpin Sofyan Djalil tidak mencerminkan semangat ekonomi Trisakti.
“Tim ekonomi memperlihatkan kebijakan pemerintah nanti tetap
market oriented dan menjunjung prinsip liberalisme ekonomi yang berpotensi merugikan rakyat banyak,†ujar Rachma dalam perbincangan dengan redaksi.
Dia juga mengatakan,
track record tokoh-tokoh di tim ekonomi memperlihatkan kecenderungan kabinet akan bekerja demi kepentingan asing yang ingin menguasai aset negara.
“Saya juga menduga ada upaya memanipulasi rekomendasi KPK dan PPAT, dengan tetap memasukkan orang-orang yang puya catatan kuning dan merah ke dalam kabinet,†sambungnya.
Dia juga mengatakan, penyusunan kabinet adalah hak prerogatif Presiden. Namun, publik sudah mengetahui bahwa ada beberapa nama di dalam kabinet Jokowi yang ternyata punya persoalan hukum dan tersangkut masalah korupsi.
“Berarti, patut diduga Istana jadi sarang yang melindungi pelaku korupsi,†demikian Rachma.
[dem]
BERITA TERKAIT: