Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Salam Dua Jempol untuk Prabowo dan Jokowi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Sabtu, 18 Oktober 2014, 17:15 WIB
Salam Dua Jempol untuk Prabowo dan Jokowi
abdurrahman abdullah
rmol news logo Pertemuan Prabowo Subianto dan Joko Widodo kemarin layak diapresiasi. Bukan saja karena bertepatan pada hari Jumat, sebagai sayyidul ayyam (hari terbaik) menurut ajaran Islam, juga karena sejumlah aspek.

Menurut politikus Partai Demokrat, Dr. Abdurrahman Abdullah, dari segi politik, pertemuan ini akan meredam suhu politik yang selama ini panas akibat pertarungan keduanya pada Pilpres lalu. Makanya, pertemuan keduanya akan berpengaruh pada para pendukung masing-masing.

"Di dunia maya dan di dunia nyata, kedua pendukung fanatik kerap bentrok dan bertikai. Dengan adanya pertemuan ini silaturahmi di antara kedua belah pihak serta para pendukungnya diharapkan pulih kembali," ujar Abdurrahman (Sabtu, 18/10).

Baginya, pertemuan kedua tokoh ini tidak akan terjadi jika kedua belah pihak tidak memiliki jiwa besar, baik dari pihak Jokowi yang mengunjungi, maupun Prabowo yang menerima. Karena jelas, jika hanya satu pihak yang berinisiatif (Jokowi saja) tanpa ada penerimaan dengan lapang dada dari pihak Prabowo, pertemuan ini tentu tidak akan terjadi. "Dengan demikian, apresiasi perlu diberikan pada kedua belah pihak," ungkapnya.

Apalagi, sambungnya, Prabowo pada pertemuan itu siap mendukung dan mengawal pemerintahan Jokowi yang akan dilantik pada 20 Oktober mendatang. Dengan sistem check and balance dari partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih, pihaknya tidak akan segan-segan untuk mengkritisi pemerintah.

Sikap Prabowo tersebut pun disambut baik oleh Jokowi yang memiliki pandangan sama, bahwa dalam pemerintahan perlu ada pihak yang mengkritisi agar terjadi proses dialog untuk kemajuan bangsa bersama.

Namun, Abdurrahman menilai politikus PDIP, Aria Bima dan politikus Gerindra, Edhy Prabowo juga layak diapresiasi. Kedua politikus yang pada periode DPR lalu sama-sama duduk di Komisi VI, yang menginisiasi pertemuan Prabowo-Jokowi tersebut.

"Dengannya komunikasi politik bukan satu hal yang susah jika ada niat baik antara keduanya. Satu hal yang perlu diapresiasi juga bagi para inisiator pertemuan tersebut," jelas Abdurrahman Abdullah, yang pada periode 2009-2014 juga duduk di Komisi VI DPR RI.

Karena, dia menjelaskan, dengan silaturahmi yang terjalin antara Jokowi dan Prabowo, hal ini sejalan dengan sistem nilai dalam ajaran agama, bahwa silaturahmi akan membawa banyak kebaikan. Silaturahmi dapat mendatangkan rejeki (bukan hanya harta), memperpanjang umur, dan berbagai kebaikan lainnya.

Hal itu karena dalam silaturahmi terjadi komunikasi dua arah. Proses dialogis terbangun. Canda, saling bertukar pikiran, memahami pemikiran dan sikap orang lain, adalah kunci utama dari silaturahmi. "Tanpa basa-basi, atas pertemuan antara Prabowo dan Jokowi, perlu diucapkan 'Salam Dua Jempol' untuk mereka berdua,” demikian Abdurrahman Abdullah. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA