Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sangat Tidak Sehat, Hotspot Masih Kepung Kalteng dan Sumsel

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Jumat, 03 Oktober 2014, 00:52 WIB
rmol news logo Upaya pemadaman hotspot atau titik api kebakaran hutan dan lahan (karlahut) terus dilakukan oleh tim gabungan dari TNI, Polri, BNPB, BPBD, Manggala Agni, dan sebagainya. Namun hotspot masih banyak.

Di Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan, misalnya, hotspot sulit mati karena pembakaran masih terus dilakukan.

Demikian disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran persnya (Kamis, 2/10).

Berdasarkan pantauan satelit Modis pada hari ini pukul 15.45 Wib, hotspot di Kalimantan Tengah 649, Kalimantan Barat 128, Kalimantan Selatan 202, dan Kalimantan Timur 101.
Sedangkan di wilayah Sumatera pada pukul 07.00 Wib, hotspot di Sumatera Selatan 127, Riau 15, dan Lampung 10. "Kondisi ini menyebabkan kualitas udara menurun," jelas Sutopo.

Konsentrasi partikulat PM10 pada pukul 08.00 Wib terhitung di Palembang 543, Banjarmasin 157, dan Pontinak 169. Artinya sudah tidak sehat bahkan di Palembang sudah sangat tidak sehat.  

Di Kalteng dari 649 hotspot tersebar di Kotawaringin Barat 14, Kotawaringin Timur 110, Kapuas 124, Barito Selatan 25, Sukamara 34, Lamandau 14, Seruyan 48, Katingan 79, Pulang Pisau 134, Gunung Mas 9, Murung Raya 23, dan Palangka Raya 35.

Di Kalsel hotspot ada di Tanah Laut 17, Kota Baru 24, Banjar 24, Barito Kuala 51, Tapin 40, Hulu Sungai Selatan 16, Hulu Sungai Tengah 5, Hulu Sungai Utara 3, Tabalong 2, dan Tanah Bumbu 20.   

Sutopo menjelaskan, Kepala BNPB, Syamsul Maarif, sendiri telah memerintahkan para Deputi BNPB untuk mendampingi BPBD melakukan pemadaman titik api. BNPB telah mengerahkan 2.200 personil TNI, dan 1.050 personil Polri untuk membantu BPBD, Manggala Agni, dan lainnya dalam pemadaman di darat.

Satgas udara, BNPB bersama BPBD saat ini masih melakukan water bombing dari udara dan modifikasi cuaca di Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, dan Kalteng. Penegakan hukum harus terus ditingkatkan oleh aparat. Penegakan hukum terus ditingkatkan.

Wakil Presiden Boediono juga telah meminta Kapolri, Kejaksaan Agung, TNI dan PPNS meningkatkan upaya penegakan hukum. Selama tahun 2014, dari 186 kasus terkait karhutla ada 296 orang tersangka. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA