Demikian disampaikan President Religion for Peace Asia and Pacific Youth Interfaith Network (RfP-APYIN), Dahnil Anzar Simanjuntak, dalam acara
annual meeting RfP-IYC yang mengangkat tema "Welcoming the Others" di Tunisia yang digelar 30 September sampai 3 Oktober.
"Warga Eropa dan Amerika misalnya, sebagai negara maju perlu mengenal lebih dekat tradisi agama dan kebudayaan negara-negara timur. Sebaliknya pun begitu," jelas Dahnil.
Menurut Ketua PP Pemuda Muhammadiyah ini, dengan saling mengenal, akan tumbuh "mutual understanding" dan mencegah terjadinya pidato-pidato kebencian terhadap agama atau kelompok lain.
"Nah, orang-orang muda yang akrab dengan dunia internet saya kira memiliki kesempatan lebih baik untuk membangun dunia yang saling mengenal tersebut sehingga muncul sikap saling menghormati demi perdamaian dunia," demikian dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten ini.
Di sela-sela acara tersebut, Dahnil anggota RfP-YIN lainnya dan juga diundang Presiden Republik Tunisia Dr. Moncef Marzouki jamuan makam malam di Istana Kepresiden di Carthage, Tunis. Keduanya juga sempat ber-selfie (self-portrait).
[zul]
BERITA TERKAIT: