Seorang pengunjuk rasa pro-demokrasi diboyong oleh polisi wanita setelah melempari gedung pusat pemerintahan di Hong Kong di tengah aksinya akhir pekan lalu. Gelombang unjuk rasa yang kembali muncul di Hong Kong digerakkan oleh para mahasiswa yang menilai pengaruh Tiongkok semakin kuat dalam pemerintahan Hong Kong. Hal itu merujuk pada keputusan Tiongkok yang menyebut bahwa hanya kandidat yang telah diperiksa oleh Beijing yang bisa mengikuti pemilihan umum kota untuk memperebutkan kursi kepala eksekutif yang merupakan posisi tertinggi sipil di Hong Kong. Unjuk rasa kemarin diwarnai dengan kekerasan dan menyisakan 38 orang luka-luka. REUTERS
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.