Pengamat politik senior AS Hikam mengibaratkan hubungan Megawati dan PDIP ini seperti anak yang usianya sudah belasan tahun, tetapi masih terus 'ngempeng' alias menetek pada ibunya.
Hikam menyatakan demikian bukan berarti menganggap
self-understanding PDIP tentang pentingnya sosok Megawati sebagai Ketum DPP PDIP keliru. Apalagi kalau dilihat dari aspek legal formal, AD/ART partai, jelas tidak ada aturan yang salah dan/atau dilanggar.
"Bahkan saya juga sepakat dengan pandangan bahwa seandainya bukan MS (Megawati) yang menjadi jangkar partai tersebut sejak heboh Kudatuli pada 1996 itu, belum tentu PDIP akan menjadi parpol yang solid dan besar sampai sekarang," jelas Hikam (Senin, 22/9).
Hikam juga setuju dengan penilaian bahwa putri Bung Karno itu adalah pemimpin politik perempuan yang tidak kalah dengan 'The Iron Lady' sebutan mantan Perdana Menteri Inggris, Margaret Thatcher atau mantan Perdana Menteri Indira Gandhi atau juga Angela Merkel, Kanselir Jerman.
"Dan jangan salah, bangsa Indonesia harus bangga bisa memiliki Presiden perempuan sebelum Amerika Serikat (yang sudah 200 tahun usianya), karena sosok Presiden Megawati juga!" sebut Hikam, doktor Ilmu Politik jebolan University of Hawaii at Manoa (UHM) Amerika Serikat ini.
[zul]
BERITA TERKAIT: