Gunung dengan ketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu termasuk dalam gunung berapi yang masih aktif. Di puncaknya terdapat kawah yang sangat luas. Kawah itu bernama Segara Wedi (Lautan Pasir). Gunung Slamet sering di cap sebagai salah satu gunung paling
angker oleh para pendaki dan juga para pelaku spiritual. Banyak mitos-mitos mengerikan yang berhubungan dengan Gunung Slamet.
Saat ini, Gunung Slamet tengah menunjukkan aktifitas dengan letusan-letusan yang cukup keras hingga terdengar mencapai Kecamatan Adipala, Cilacap yang jaraknya sekitar 28 kilometer dari Gunung Slamet.
Menurut salah satu pengamat spiritual, Zaenal Ken Arok, letusan Gunung Slamet adalah sebagai pertanda keselamatan dan kekuatan bangsa ini mulai perlahan-lahan menipis, dan itu dimaksudkan agar kita lebih mengingat lagi kepada Yang Maha Kuasa.
"Kalau dikaitkan dengan situasi politik maka akan ada sedikit gejolak, di mana yang
pinter pada
keblinger dan yang bodoh semakin dibodohi lagi," ujar Ken Arok beberapa saat yang lalu, (Minggu, 14/9).
Dalam pandangan mata batin Ken Arok, dalam pemerintahan mendatang akan semakin banyak perselisihan, sehingga hal itu yang dapat membuat bangsa ini semakin mundur, bukannya semakin maju.
"Gunung Slamet memang tidak akan meletus hebat, hanya batuk-batuk saja, namun hendaknya hal ini sebagai pertanda agar manusia ingat kembali kepada Yang Maha Kuasa," imbuh Ken Arok.
Dengan kejadian meletusnya Gunung Slamet, menurut Pengamat Spiritual berambut panjang dan beralis hampir menyatu ini, kita hendaknya harus lebih hati-hati, waspada,
eling, dan menjaga semuanya, karena kalimat Slamet sendiri mengandung doa dan harapan agar selamat dan menyelamatkan.
Terlepas dari pengamatan mata batin Zaenal Ken Arok, sejak dahulu ada semacam anggapan di masyarakat, jika Gunung Slamet tersebut dahulunya sering meletus atau lainnya maka mungkin sejak dahulu gunung tersebut tidak akan dinamakan Gunung Slamet hingga sekarang.
Namun tidak terbayangkan akibat yang ditimbulkan jika memang akhirnya Gunung Slamet benar-benar meletus, apalagi dengan letusan yang sangat besar, maka semua wilayah yang masuk dalam jangkuan semburan debu atau awan panas, dapat melumpuhkan Pulau Jawa, dimana jalur Pantura akan tersendat, jalur Selatan tidak dapat digunakan dan jalur tengah akan lumpuh total. Mungkin ini yang dimaksudkan oleh mitos yang mengatakan bahwa Pulau Jawa akan terbelah dua.
Wallahu a'lam.
[ian]
BERITA TERKAIT: