"Tentu sebagai partai pengusung, Gerindra pantas mempertanyakan hal ini," jelas Direktur Sabang Merauke Institute, Abdullah Rasyid, (Kamis, 11/9).
Ahok loncat dari Gerindra karena tidak sepakat dengan sikap partai tersebut terkait pemilihan kepala daerah lewat DPRD.
Menurut Rasyid juga, pernyataan bahwa Gerindra tidak memberikan pengaruh signifikan atas kemenangannya pada Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu menunjukkan Ahok tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang mekanisme pemilihan dan pencalonan kepala daerah.
Sebab, dalam UU 12/2008 pasal 26 ayat (3) tentang Pemerintahan Daerah jelas tercantum bahwa: "Dalam hal terjadi kekosongan kepala daerah, wakil kepala daerah menggantikan sampai habis masa jabatan."
Sementara untuk mengisi kekosongan wakil kepala daerah dijelaskan dalam ayat (4) UU tersebut bahwa: "Kepala Daerah mengajukan dua calon wakil kepala daerah berdasar usul parpol atau gabungan parpol pengusungnya dulu untuk dipilih dalam rapat paripurna DPRD".
"Artinya Ahok tidak bisa melepaskan diri dari Gerindra," tegasnya.
Karena itu, sikap Ahok tersebut dapat menjadi contoh buruk. Karna Parpol hanya dipakai jika perlu saja dan ditinggal sewaktu-waktu.
"Hal ini juga menjadi peringatan bagi parpol untuk selektif dalam mengusung kandidat. Jangan tertipu kader 'kutu loncat' yang tentu saja tidak memiliki konsistensi dan loyalitas terhada parpolnya," tandasnya.
Sebelum bergabung dengan Gerindra, Ahok memang sudah pernah aktif di beragam partai. Ahok pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009 dari Partai Perjuangan Indonesia Baru (PIB). Setahun kemudian (2005), Ahok menjadi Bupati Belitung Timur, juga diusung PIB bersama Partai Nasional Banteng Kemerdekaan.
Belum tuntas masa jabatannya sebagai Bupati, Ahok lalu mengajukan pengunduran diri pada 11 Desember 2006 untuk maju dalam Pilgub Bangka Belitung 2007. Tapi gagal. Setelah itu, pada Pemilihan Legislatif 2009, Ahok terpilih menjadi anggota DPR RI dari Partai Golkar. Lagi-lagi, masa tugas anggota Dewan tak tuntas, Ahok maju dalam Pilgub DKI Jakarta 2012 lalu berpasangan dengan Joko Widodo yang diusung PDIP dan Gerindra.
[zul]
BERITA TERKAIT: