APKRES yang melibatkan 27 Community Learning Center (CLC) Indonesia se-Sabah ini menjadi ajang berharga karena merupakan satu-satunya ajang yang mempertemukan sejumlah siswa Indonesia di Sabah dengan mempertandingkan 10 cabang mata lomba, yaitu, Menyanyi, Menari, Story Telling, Pidato Bahasa Indonesia, Cerdas Cermat, Keterampilan, Bulutangkis, Tenis Meja, Aerobik, dan Melukis Batik.
Demikian disampaikan salah satu panitia, Rahmadi Diliawan kepada Rakyat Merdeka Online (Minggu, 24/8). Setelah sekian tahun diadakan, baru pertama ini APKRES diselenggarakan di sekolah induk yaitu Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) dan di Yayasan Sabah.
Kepala Sekolah Indonesia Kota Kinabalu, Dadang Hermawan mengatakan bahwa keinginannya menyelenggarakan helatan tahunan di SIKK adalah karena ingin memperkenalkan sekolah induk pada para siswa Indonesia di Sabah sekaligus memotivasi mereka agar berkeinginan untuk terus melanjutkan studi ke jenjang SMA bahkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
"Niat kami mengadakan APKRES di SIKK adalah untuk mengenalkan sekolah induk pada para siswa, kami ingin mereka tahu bahwa SIKK ini adalah rumah mereka, dengan begitu diharapkan mereka termotivasi untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi," ungkap Dadang Hermawan.
Dadang Hermawan juga memberikan apresiasinya yang begitu tinggi pada acara APKRES kali ini yang menurutnya berjalan semakin baik dari tahun ke tahun yang tentunya sangat bermakna bagi karya anak-anak Indonesia di Sabah.
"Anak-anak Indoneia di Sabah patut mendapatkan apresiasi karena kemampuan mereka tidak kalah jika dibandingkan dengan anak-anak Indonesia di tanah air," puji Dadang.
Sementara itu Konsul Fungsi Sosial Budaya, Andhika Bambang Supeno mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya pada pendidik di SIKK dan CLC karena telah berhasil membina anak-anak Indonesia hingga dapat berpretasi di berbagai tingkatan.
BERITA TERKAIT: