"Jokowi sudah berpikir pragmatis agar bagaimana melanggengkan kekuasaan. Kalau dari dulu bilang koalisi ramping, itu hanya jualan," tegas pengamat komunikasi politik, Hendri Satrio kepada
Rakyat Merdeka Online (Kamis, 21/8).
Hendri menjelaskan, saat ini Jokowi sudah merasa menang walaupun masih menunggu keputusan final dari Mahkamah Konstitusi yang akan dibacakan siang ini.
Dia pun sudah mulai sadar butuh dukungan partai lain. Karena kalau hanya mengandalkan PDIP, Nasdem, PKB, dan Hanura tidak cukup untuk memuluskan kebijakannya di parlemen. "Perlahan rakyat akan melihat Jokowi tidak semanis pada saat kampanye," tegas dosen Universitas Paramadina Jakarta ini.
Pertarungan pertama Jokowi kalau sudah memimpin, sambung Hendri, adalah mengubah APBN 2015. Karena Jokowi sendiri sudah menilai peningkatan BBM yang mencapai Rp 44,6 triliun terlalu besar.
"Kalau mau mengubah, harus menurunkan subsisi BBM. Berarti harus menaikkan harga BBM. Dan itu butuh dukungan partai lain, tidak cukup hanya yang ada ini. Kita lihat saja bagaimana Jokowi menaikkannya," demikian Hendri sambil tertawa kecil.
Soal kemungkinan PAN dan Demokrat akan bergabung disampaikan sendiri oleh Jokowi. "Saya ngomong apa adanya ya. Kemungkinan PAN dan Demokrat (yang akan bergabung)," ujar Jokowi.
[zul]
BERITA TERKAIT: