"Kembali kepada yang ada dalam pikiran Pak Jokowi, saya bisa mengerti sebetulnya," kata Presiden SBY menjawab pertanyaan presenter saat dialog "Isu Terkini dan Respons Presiden SBY" dalam video yang diunggah di akun Twitternya, Kamis malam (7/8).
Alasannya, sambung SBY, setelah resmi menjadi Presiden RI, Jokowi tentu akan langsung menjalankan tugas-tugas pemerintahan dan kenegaraan. Apalagi 1 bulan setelah mengucapkan sumpah di hadapan MPR, presiden akan mengikuti serangkaian pertemuan internasional, mulai dari KTT ASEAN, ASEAN Plus, East Asia Summit, dan OPEC, dan bahkan G-20.
"Ingat selama ini peran Indonesia penting dan diakui oleh dunia. Jadi Oktober presiden baru kita menyampaikan sumpah, 1 bulan kemudian akan terjun dalam percaturan global. Oleh karena itu, dalam konteks itu saya paham bahwa perlu persiapan yang baik," ungkap SBY.
Apalagi SBY mengaku tidak punya kesempatan yang sama pada saat dirinya dinyatakan sebagai Presiden terpilih pada Pilpres 2004 lalu.
"Saya juga masih ingat, ketika pada 4 Oktober 2004 setelah saya dinyatakan sebagai presiden terpilih, saya tidak memiliki kesemptan dan bahkan tidak memiliki akses untuk melakukan sebuah persiapan sebelum saya memangku jabatan sebagai Presiden Republik Indonesia," bebernya.
Oleh karena itu, apa yang dipikirkan dan direncanakan Jokowi tersebut tidak keliru. Presiden SBY mengaku mendukung langkah-langkah tersebut. Karena, setiap presiden baru tentu ingin sukses.
"Cuman sekali lagi, tunggu
timing yang tepat. Rasanya tidak baik dan tidak etis, ketika MK tengah bersidang, belum mengambil putusan apapun, lantas saya misalnya atau menteri-menteri di kabinet saya diminta bersama-sama merencanakan masa transisi pemerintahan ini," tandasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: