"Dan hemat saya, sikap RS (Rachmawati Soekarnoputri) sama sekali tidak mencerminkan proporsionalitas tersebut, malah bisa ke arah sebaliknya sehingga bukan memberikan sumbangan kepada proses rekonsiliasi pasca-Pilpres," ujar pengamat politik senior AS Hikam (Jumat, 1/8).
"Apalagi jika pihak pendukung Jokowi merespons penurunan spanduk ucapan selamat kepada Jokowi tersebut dengan perlawanan," sambungnya.
AS Hikam mengungkapkan itu terkait tudingan Rachmawati Soekarnoputri bahwa spanduk ucapan selamat kepada Jokowi sebagai Presiden terpilih merupakan upaya makar. Alasannya, selain hasil Pilpres KPU digugat ke MK, juga karena SBY masih menjabat Presiden sampai Oktober mendatang. (Baca
: Putri Bung Karno: Spanduk Ucapan Selamat ke Jokowi Upaya Makar)
AS Hikam sendiri mempertanyakan, mengapa Rachmawati sambil bersikap demikian. "Apakah dia benar-benar sedang mendidik rakyat Indonesia atau sebaliknya dengan perilaku seperti ini?" ungkapnya.
Pasalnya, semua orang di negeri ini tahu bahwa Rachmawati dan Megawati Soekarnoputri tidak akur sejak lama. "Rasanya sulit bagi publik untuk menampik spekulasi bahwa sikap RS adalah bagian dari ketidak-akuran tersebut dan inilah sebuah pendidikan yang kurang positif bagi anak bangsa," tegasnya.
Dia menyarankan, kubu Jokowi lebih baik tidak merespons secara frontal. Menurutnya, lanjutkan saja perjuangan melalui ranah hukum dengan mengawal proses gugatan di MK secara efektif. (Baca:
Front Pelopor Ajak Masyarakat Turunkan Spanduk 'Jokowi Presiden Terpilih)
"Anggap saja apa yang sedang dilakukan FP ini adalah bagian dari proses politik yang sedang berjalan. Biar rakyat Indonesia menilai apakah RS dan FP (Front Pelopor) bisa dijadikan panutan atau sebagai bagian dari masa lalu yang harus dihindari untuk memajukan NKRI," demikian Hikam.
[zul]
BERITA TERKAIT: