"Anehnya, tidak ada pembenahan serius," tegas anggota Komisi II DPR Yandri Suanto, Kamis (24/7).
Pihaknya sudah sering mengimbau KPU untuk segera membenahi infrastruktur IT tersebut. Tujuannya, supaya penyelenggaraan pemilu agar benar-benar menjadi bukti demokrasi yang baik.
Namun kenyataannya, kata Yandri, IT KPU masih rawan diretas. "(Kondisi) ini memprihatinkan," ungkap dia, seperti dilansir JPNN.
Menurutnya, hal ini menjadi pertanda KPU mengabaikan sistemnya sendiri. Sehingga akan berdampak kepada kualitas demokrasi di Indonesia.
Saat ini tengah menjadi pembicaraan pengakuan seorang pembobol IT KPU, seperti ia tulis dalam situs suaranews.com. Si penulis memaparkan mengenai aksinya meretas jaringan IT KPU. Bermula dari mendapatkan informasi alamat email anggota KPU. Dia kemudian meretas email anggota KPU, Ferry Kurnia Rizkiyansyah. Anggapannya, yang paling muda yang kerap bertanggungjawab soal IT.
Si peretas sempat heran, bagaimana bisa seorang komisioner menggunakan email gratisan, bukan email berbayar dengan perangkat pengamanan lebih baik. Dari meretas email itu kemudian bocorlah data DPT.
Ketika berhasil meretas email, orang yang mengaku berinisial A dan kerja sebagai konsultan IT ini langsung mencari kata password. Kemudian ditemukanlah sandi untuk masuk ke dalam sistem logistik pemilu (silog). Setelah itu berkembang ke dalam pencarian lebih luas.
[zul]
BERITA TERKAIT: