Harian berbahasa Inggris itu mengaku karikatur tersebut memuat simbolisme agama yang telah menyinggung perasaan umat Islam.
"
The Jakarta Post menyesalkan keputusan yang tidak bijak ini yang sama sekali tidak bermaksud menyerang atau tidak menghormati agama manapun," begitu permintaan maaf redaksi
The Jakarta Post, seperti dikutip dari situsnya.
Pihak
The Jakarta Post memuat karikatur tersebut sebagai kritik pengatasnamaan agama untuk melakukan kekerasan yang dilakukan oleh Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Timur Tengah.
"Tujuan kami adalah mengkritisi penggunaan simbol-simbol agama (khususnya bendera kelompok ISIL) dalam tindakan kekerasan secara umum, dan pada kasus ini, terhadap sesama umat Muslim. Secara khusus, dimaksudkan untuk mengkritik kelompok ISIL, yang telah mengancam untuk menyerang Ka'bah di Makkah al-Mukarromah sebagai bagian dari agenda politiknya," demikian penjelasan
The Jakarta Post.
Sebelumnya, seperti dilansir sebuah media, Ketua Dewan Pers, Bagir Manan, menjelaskan
The Jakarta Post langsung memuat permintaan maaf segera setelah mendapat teguran dari Dewan Pers.
“Kita setelah melihat langsung hubungi
The Jakarta Post. Mereka langsung minta maaf, langsung dimuat di editorialnya. Saya tidak tahu apakah karena Dewan Pers atau apa, tapi mereka sudah minta maaf,†kata Bagir.
[zul]
BERITA TERKAIT: