Tak hanya itu, lafaz tahlil dipadukan dengan bendera tengkorak khas bajak laut. Kemudian, tepat di tengah tengkorak, tertera tulisan 'Allah, Rasul, Muhammad'.
"Saya yakin JP (
The Jakarta Post) bukan tidak tahu bahwa ini adalah pelecehan dan penistaan. Mereka sengaja memancing kemarahan umat Islam, entah dengan motivasi apa," tegas Ketua Majelis Tabligh dan Dakwah Korps Muballigh Jakarta, Edy Mulyadi, (Selasa, 7/7).
Dia menjelaskan, sikap
The Jakarta Post tersebut semakin membenarkan apa yang disampaikan Al Quran Surat Al Imron (3): 118-120 terkait peringatan Allah soal perwalian dan loyalitas dalam hubungan kemasyarakatan.
Karena itu Edy Mulyadi mendesak Dewan Pers untuk mengambil tindakan tegas dan keras. "Jangan tebang pilih, cuma beraninya sama Obor Rakyat," tegas Edy, yang pernah menjadi wartawan ini.
Tak hanya Dewan Pers, menurutnya, pemerintah juga harus mengambil sikap yang sama. Pasalnya, karikatur yang dimuat di halaman opini itu sama dengan tajuk rencana. "Jadi ini sikap resmi redaksi. Mereka memusuhi Islam. Tidak ada sanksi yang lebih ringan selain penutupan JP," tegasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: