"Tanpa itu, manusia Indonesia menjadi sekuler," kata pengamat ekonomi-politik sekaligus pengamat kebijakan publik, Ichsanuddin Noorsy, kepada
Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Senin, 30/6).
Pernyataan Noorsy ini terkait dengan debat cawapres antara Hatta Rajasa dengan Jusuf Kalla dengan tema sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
Dalam debat yang digelar Minggu malam itu (29/6), Noorsy menilai konsep dan jawaban JK soal mbangun strategi pedidikan berikut pembiayaannya tidak jelas. Hal ini sama persis ketika pada 2004, ketika JK juga maju sebagai cawapres SBY, JK juga tidak jelas saat menjawab pertanyaan dari host acara.
Saat itu, hoct acara bertanya apakah JK akan membangun bangsa Indonesia berbasis
life skill, employee skill atau paduan keduanyanya mengingat latar belakang JK sebagai pengusaha dengan kcenderungan mjadi pekerja sebagi
employee denga skill pada bidangnya.
Dalam catatan Noorsy, Hatta Rajasa lebih sedikit jelas dalam menjawab. Sayangnya Hatta menggunakan dan mengukur basis daya saing SDM berdasarkan konsep produktivitas material.
"Mereka berdua tidak berpijak bahwa pembangunan pendidikan dan Iptek sepantasnya mlahirkan karakter bangsa yang sesuai dengan amanat Konstitusi, bukan sekadar mencerdaskan warga bangsa," demikian Noorsy.
[ysa]
BERITA TERKAIT: