Menurut pengamat komunikasi politik Hendri Satrio, Prabowo-Hatta lebih bicara strategis dan perencanaan yang kuat. Sementara Jokowi-JK lebih bicara hal mikro yang implementatif.
Jokowi-JK mampu memutar balikkan persepsi orang banyak tentang kemampuan debat Jokowi. Jokowi menjawab dengan lebih tenang dan implementatif. JK menjawab pertanyaan layak nya sebagai seorang peserta paling senior, lugas dan tajam.
"Dua sesi di awal Jokowi-JK lebih unggul dari Prabowo-Hatta berkat kepiawaian JK dalam menjawab pertanyaan," jelas Hendri (Selasa, 10/6).
Namun di sesi berikutnya giliran Hatta yang dengan lugas dalam menjawab semua pertanyaan menutupi Prabowo yang di awal tampak agak gugup.
Jokowi mulai tidak lagi tajam pada sesi ke-4 saat menjawab pertanyaan Prabowo tentang pemakaran daerah.
Sebaliknya Prabowo sangat siap menjawab pertanyaan yang paling sering diterima Prabowo tentang Pelanggaran HAM.
Pada sesi-sesi akhir makin terlihat jelas perbedaan gaya komunikasi antara Prabowo-Hatta yang strategis dan Jokowi-JK yang lebih mikro serta implementatif.
Jokowi menutup dengan tidak seelegan pada sesi pertama dengan nampak sering melirik ke bawah untuk (mungkin) melihat catatan dan tidak memanfaatkan waktu yang tersedia.
"Prabowo mengakhiri debat dengan kuat dengan teknik impromptu dengan pesan kunci yang jelas. Masing-masing capres-cawapres memiliki kekurangan yang masih dapat diperbaiki untuk debat selanjutnya," demikian dosen Universitas Paramadina ini.
[zul]
BERITA TERKAIT: