Untuk itu, masyarakat khususnya seluruh gerakan mahasiswa di Indonesia diharapkan tidak dilenakan agenda dukungan kepada capres-cawapres tertentu tanpa memperhatikan dengan baik rekam jejak dan visi capres-cawapres bersangkutan untuk masa depan indonesia.
Demikian disampaikan Ketua Presidium Nasional KAMMI, Herdi Jayakusumah dalam keterangan persnya, di Jakarta, Senin (9/6).
"Agenda dukung-mendukung baik dari komunitas, relawan dan gerakan mahasiswa tertentu bukan merupakan pendidikan politik yang baik. Sebab seharusnya, mereka mengkritisi visi misi yang ditawarkan capres bagi kepentingan nasional ke depan sehingga tidak hanya menjadi janji kosong belaka, " tegasnya.
Herdi menyayangkan adanya oknum gerakan mahasiswa Islam yang berusaha mengarahkan kadernya dan masyarakat dengan mengundang salah satu cawapres saja sehingga dialog berjalan sepihak. Model pendidikan politik seperti itu, jelas Herdi jauh dari transaksi gagasan sebab meminggirkan pemikiran dan pandangan capres-cawapres lainnya.
"Ini jelas pembodohan politik. Gerakan mahasiswa sejatinya adalah pengawal amanat rakyat, maka buatlah gerakan cerdas dengan melibatkan semua capres-cawapres jika ingin menggali pemikiran mereka, bukan mengundang satu pihak saja. Memberikan kesempatan kepada satu kandidat itu sama saja menjual gerakan kepada capres tertentu dengan potensi politik transaksional, bukan transaksi gagasan," kecamnya.
Merespons itu, KAMMI Nasional mengajak masyarakat dan semua kader KAMMI se-Indonesia serta seluruh elemen gerakan mahasiswa Indonesia agar tidak terjebak politik dukung-mendukung sebab akan melukai perasaan rakyat.
"Lebih baik, gerakan mahasiswa fokus mencerdaskan masyarakat dengan mengundang dan mengggali pemikiran semua kandidat di kampus sebagai bagian tugas intelektualnya, " tutupnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: