Prof. Marsudi: Jangan Sampai Bonus Demografi Menjadi Bencana Sosiologis

Perbanas Bekali Mahasiswa Tiga Kunci Sukses

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Senin, 12 Mei 2014, 14:59 WIB
Prof. Marsudi: Jangan Sampai Bonus Demografi Menjadi Bencana Sosiologis
Marsudi Wahyu Kisworo
rmol news logo Bonus demografi hanya sekali dalam kurun waktu sebuah bangsa, yaitu saat komposisi usia tenaga kerja produktif mulai menyamai atau bahkan lebih banyak dari usia tenaga kerja non produktif. Padahal biasanya, orang non-produktif lebih banyak daripada orang yang produktif sehingga biasanya orang yang bekerja harus menanggung orang yang tidak bekerja.

“Nanti dalam era bonus demografi akan terjadi titik balik dimana orang yang berusia produktif menanggung orang yang tidak produktif yang jumlahnya semakin mengecil. Diperkirakan, era bonus demografi akan terjadi bersamaan ketika ekonomi Indonesia tumbuh menjadi kekuatan ekonomi dunia,” ungkap jelas Rektor Perbanas Institute, Prof. Marsudi Wahyu Kisworo (Senin, 12/5).

Menurut Doktor Information Technologi dari Curtain University Australia ini, skenario Indonesia akan menjadi salah satu Negara dengan ekonomi terbesar akan terwujud. Syaratnya, semua faktor didalam bangsa berjalan positif. Artinya tidak ada huru-hara, tidak ada perang dan pemerintahan baru nanti mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan  sektor riil.

Permasalahannya, bonus demografi dan skenario Indonesia menjadi kekuatan ekonomi dunia mengasumsikan bahwa Sumber Daya Manusia kita adalah didominasi oleh manusia yang terdidik. Yang sangat berbahaya adalah ketika Indonesia masuk ke era bonus demografi, sumber daya nanusia Indonesia didominasi oleh tenaga kerja produktif yang tidak terdidik.  

"Kalau kejadiannya seperti ini, maka bonus demografi tidak ada gunanya bahkan Indonesia cenderung menuju ke bencana sosiologis karena usia produktif justeru menjadi beban bangsa," jelas Profesor Computer Science ini.

Karena itulah sebagai perguruan tinggi yang fokus mendidik professional muda perbankan, Perbanas Institute memberikan mahasiswa tiga kunci sukses sejak awal kuliah. Yaitu, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Pembekalan Soft Competence generasi muda dan Career Development Program.

Tiga kunci sukses generasi muda yang diberikan Perbanas itu sangat penting, karena Indonesia akan tumbuh menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia sekaligus segera memasuki era Bonus Demografi.

Sehingga, rata-rata alumni Perbanas ketika bekerja langsung bisa beradaptasi dengan lingkungan kerjanya.

“Hasilnya? rata-rata lulusan Perbanas Institute menjadi rebutan perusahaan-perusahaan perbankan dan keuangan dengan masa tunggu di dunia kerja antara nol sampai dengan tiga bulan. Bahkan ada beberapa mahasiswa yang sudah diminta oleh perusahaan saat masih kuliah," tandas Doktor bidang Teknologi Informasi ini. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA