Matiku tak mungkin sia-sia
Ribuan tahun nanti aku jadi fosil Kuburku jadi situs purbakala.
Sedang, buku sejarahmu jadi beku dimakan waktu
Ribuan tahun nanti, saat aku ditemukan
Arwahmu pasti dengar teriak mereka:
"tulangbelulang ini milik seorang manusia malang, sebutir peluru tiran lobangi tengkoraknya!"
Andai aku mati
Matiku tak pernah sia-sia
Ribuan tahun nanti kuburku digali
Dustamu tak bisa lari
Rasakan!
Saat buku sejarahmu usang
Aku justru menang!
Andai aku mati
Matiku
Pasti
Tak akan pernah sia-sia!
[***]
Rieke Diah Pitaloka Intan Purnamasari adalah politisi PDI Perjuangan. Alumnus Fakultas Sastra Belanda Universitas Indonesia (UI) ini menulis tesis di Jurusan Filsafat UI dengan judul Banalitas Kejahatan: Aku yang tak Mengenal Diriku, Telaah Hannah Arendt Perihal Kekerasan Negara. Puisi di atas ditulis Rieke pada November 2004, yang dedikasikan bagi aktivis yang hilang yang tak berkabar hingga hari ini.
Terinspirasi oleh politisi Gerindra yang juga budayawan Fadli Zon, Rieke mengungkap lagi puisi ini karena memang, katanya, alangkah indah bila Pilpres dihadapi dengan cara-cara kebudayaan, seperti lewat puisi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: