Banyak orang beranggapan bahwa Kardinal Angelo Giuseppe hanya akan memimpin sebentar dan tidak akan menghasilkan apa-apa hingga digantikan Paus yang lebih tepat.
Namun ternyata, misteri Ilahi tersebut terjawab seiring berjalannya waktu. Dalam kepemimpinannya yang singkat, hanya lima tahun, Paus Yohanes XXIII telah mempesona dunia dengan kepribadiannya yang istimewa sehingga dijuluki The Good Pope, dan dia telah melakukan karya besar dengan melakukan pembaharuan besar-besaran dengan mengadakan Konsili Vatikan II pada tahun 1962 yang merupakan tonggak sejarah reformasi Gereja Katolik dalam menyikapi perubahan dunia dan ditingkatkannya rekonsiliasi antar umat beragama, yang kesemuanya itu tidak terbayangkan oleh siapun pada saat itu.
Ketika dia menjabat sebagai Paus, Yohanes XXIII, Presiden Soekarno ketika berkunjung ke Vatikan sempat bertemu Paus yang terpilih pada tanggal 28 Oktober 1958 dan meninggal 3 Juni 1963. Pada akhir hidupnya Yohanes XXIII sempat menerbitkan ensiklik Pacem in Terris atau Damai di Bumi.
Seperti kita ketahui bersama, Vatikan merupakan salah satu negara pertama di Eropa yang mengakui kemerdekaan Republik Indonesia yang ditandai dengan pembukaan misi diplomatiknya di Jakarta pada tahun 1947. Hubungan diplomatik resmi antara Indonesia dan Vatikan dijalin sejak tanggal 25 Mei 1950.
Sementara itu Paus Yohanes Paulus II yang memimpin sejak tanggal 22 Oktober 1978 hingga 2 April 2005 adalah Paus yang paling banyak melakukan perjalanan keliling dunia dan memecahkan rekor dengan daya jelajah mencapai 1,1 juta kilometer dan telah mengunjungi 129 negara termasuk Indonesia.
Kehadiran Paus Yohanes Paulus II selalu menggetarkan karena kehadirannya selalu mengalirkan perubahan dalam diri pribadi, kelompok, masyarakat, dan negara yang dikunjunginya.
Sewaktu berkunjung ke Indonesia, ada hal yang sangat menarik dan menakjubkan. Hujan mengguyur Jakarta ketika itu, namun begitu pesawat yang membawa Paus terlihat di cakrawala sekejap langit di ibukota Indonesia berubah cerah menyambut kedatangannya.
Ketika berita kematiannya diumumkan secara resmi, seluruh dunia terhenyak dan menangis karena kehilangan seorang tokoh dunia yang luar biasa. Kesedihan mendalam ini karena Yohanes Paulus II telah menjadi milik semua orang di dunia, melintasi batas dan meruntuhkan tembok agama, status ekonomi, ras, dan aliran politik. Dan saat jenazahnya disemayamkan di Basilika Santo Petrus Vatikan, jutaan orang dari seluruh dunia membanjiri Kota Vatikan untuk memberikan penghormatan terakhir.
Hingga kini banyak dilaporkan mukjizat yang terjadi ketika berdoa melalui perantaranya untuk menyampaikan ujud kepada Allah Yang Maha Rahim.
Dengan caranya masing-masing, kedua Santo ini semasa menjalankan tugasnya sebagai pemimpin Gereja Katolik dunia, telah menghadirkan model lain dari sosok "Hamba dari segala Hamba Allah" dan telah mengabarkan kedamaian, perdamaian serta cinta kasih terhadap sesama ciptaan Allah tanpa memandang suku, ras, agama, status sosial dan lainnya, karena semuanya sama di hadapan Allah.
[wid]
BERITA TERKAIT: