Di tengah semangatnya yang menghunjam bumi
Kau buang dirinya dari ibu pertiwi
Di tengah kata-katanya membuatmu bergetar
Kau pikir dia menghilang
Di tengah malam bergerak
Susuri jiwa-jiwa muda yang berteriak melawan
Tak akan bisa suara dibungkam
Walau jasadnya kau benam
Kau pikir dia telah tiada
Di tengah siang membara
Tak akan bisa kata ditindas
Walau satria berkuda menghempas
Kau butakan mata kanannya
Kau patahkan tulang-tulangnya
Bathinnya tak pernah tidur
Rangkanya tak pernah rapuh
Kau salah, kau pikir :
Dia tak pernah dipecat oleh sejarah
Juga tak pernah lari dari negeri
Kau tahu arti wiji?
Buahnya pun kalian nikmati
Walau ditabur digurun yang mati
Kembalikan Mas Wiji!
Atau kaupun tak berhak kembali
Bubar jalan !!!
Ragunan, 19 April 2014 [***]
Fahmi Habcy adalah aktivis 1998 dari Universitas Indonesia (UI), dan kini menjadi politisi PDI Perjuangan.
Kepada redaksi, Fahmi menyampaaikan bahwa saja ini mewakilkan suara hati Siti Dyah atau Mba Sipon, istri Wiji Thukul, yang sangat menderita dan berharap bahwa suaminya yang hilang bisa kembali, juga untuk keluarga dari kawan-kawan aktivis yang hilang.
Kata Fahmi, sejarah tak akan lupa bahwa "biji" perlawanan yang ditanam Mas Wiji Thukul pada akhirnya "buahnya" dinikmati para elit dan pemimpin politik hingga saat ini. Sangatlah naif jika kita melupakan sejarah tersebut karena suatu saat sejarah itu dapat terulang kembali.
BERITA TERKAIT: