Demikian disampaikan Presiden SBY dalam wawancara khusus bersama Ni Luh Putu Caosa Indryani di Hotel Shangri-La Surabaya, Jawa Timur, Sabtu kemarin (5/4).
Dalam kesempatan itu SBY juga mengatakan dirinya mendengar keraguan yang berkembang di tengah masyarakat tentang kemampuan Jokowi, capres dari PDI Perjuangan. Menurut SBY, sebaiknya rakyat tidak buru-buru menyimpulkan Jokowi tidak mampu.
Tetapi sebaliknya, SBY menyarankan Jokowi mau menyampaikan pikiran, solusi, dan kebijakanyang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan bangsa yang kompleks.
"Dengan cara beliau menyampaikan itu, berdebat, rakyat akan tahu apa yang dimiliki Pak Jokowi dan yang dimiliki capres-capres lain. Dengan demikian pada saatnya nanti akan bisa menentukan siapa yang dianggap paling baik dan paling tepat menjadi presiden setelah saya nanti," ujar SBY.
SBY juga mengatakan, rakyat pantas khwatir pemimpinnya didikte oleh pihak lain, terlebuih oleh pihak asing.
"Pak Jokowi atau siapapun setelah terpilih nanti jangan mau didikte oleh siapapun, pemilik modal atau pihak-pihak lain, terlebih pihak asing," kata SBY lagi.
SBY mengatakan, dirinya selama berkuasa 10 tahun tidak bisa didikte oleh siapapun. Meskipun dalam praktik kekuasaan, dia diawasi oleh DPR, lembaga-lembaga negara dan rakyat.
"Tidak ada yang boleh mengontrol dan mendikte pikiran presiden dalam mengambil keputusan dalam bersikap baik untuk urusan dalam negeri maupun urusan luar negeri," tegas SBY.
[zul]
BERITA TERKAIT: