"Komunikasi elit PDIP ini harus dibenahi, benar-benar dirombak total. Pernyataan PDIP harus mengarah ke positif, tidak main ancam, takut dicurangi," jelas pengamat komunikasi politik Hendri Satrio kepada
Rakyat Merdeka Online di gedung Energy Bulding, kawasan SCBD, Jakarta Selatan sebelum mengikuti acara peluncuran buku Dahlan Iskan
The Next One petang ini (Senin, 31/3).
Jumat lalu saat berkampanye di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Puan Maharani menegaskan kalau partainya tidak mendapat suara 20 persen pada 9 April nanti, sudah pasti ada kecurangan dari lawan politik. "Berarti dia menganggap KPU tidak kredibel. PDIP saat ini sudah terlalu yakin menang,
over confident," jelas Hendri.
Hendri mengingatkan, pada Pemilu 1999 lalu PDIP keluar sebagai pemenang. Tapi, pada Pemilu 2004 saat PDIP berkuasa dan Megawati Soekarnoputri menjadi presiden, elektabilitas partai itu justru jeblok.
"Pemilu 2004 nyatanya dia dikalahkan oleh Golkar. Saat itu Golkar baru digoyang habis, termasuk karena kasus korupsi. Sementara PDIP berkuasa walaupun tiga tahun. Jadi ada yang salah di komunikasi orang-orang PDIP," beber Hendri.
Lebih jauh dosen Universitas Paramadina ini menambahkan, sekarang semua partai berpeluang untuk menang. Karena Pemilu belum digelar. "Survei CSIS memang menunjukkan PDIP bakal menang. Tapi 50 pemilihnya masih bisa berubah nanti di waktu pencoblosan," tandasnya.
Tapi yang lebih penting, katanya lagi, mestinya saat ini bukan lagi perdebatan elektabilitas dan hasil survei. Tapi program apa yang ditawarkan kepada masyarakat kalau partai terpilih.
[zul]
BERITA TERKAIT: