Apalagi kalau yang menyerang mantan Walikota Solo itu masih orang-orang yang itu-itu juga. Makanya, tidak perlu dirisaukan.
Menurut praktisi pemenangan tim pemilu Konsep Indonesia (Konsepindo), Budiman, pemanfaatan isu-isu negatif berupa perendahan martabat seseorang bisa diantisipasi. Jika calon yang bersangkutan memang bersih dan bebas skandal, tidak menjadi masalah.
Namun ketika isu negatif tidak ditemukan, kelompok tertentu menjadi frustrasi dan akhirnya melakukan serangan berbau SARA.
"Tidak
fair-lah mempersoalkan keimanan, suku, agama dan ras seseorang dalam kaitan dengan Pileg atau pilpres. Bangsa ini majemuk dan berprinsip bhinneka tunggal ika," jelas Budiman dalam diskusi "Sosmed Sarana Kampanye dan Perang Wacana di Jakarta di Jakarta, Sabtu (29/3),
Lebih jauh Budiman menjelaskan, media sosial juga belakangan dijadikan sebagai media kampanye untuk menyerang seseorang, termasuk menggunakan isu SARA. Menurutnya, hal itu telah menambah persoalan baru.
"Akun-akun di Twitter dan Facebook telah memunculkan sejumlah isu yang memojokkan bahkan merendahkan martabat seseorang," ungkapnya.
Dia menyatakan perang wacana mengarah pada penurunan martabat seseorang. Tujuannya, agar tidak disukai pemilih. Yang muncul di sosial media akhir-akhir ini sudah mengarah kepada isu SARA dan berbahaya. "Butuh kebesaran hati dan kedewasaan semua pihak," tandasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: