Demikian disampaikan Ketua DPD Irman Gusman saat menyampaikan kuliah umum "Kepemimpinan Menuju Negara Adidaya" di hadapan 500-an mahasiswa Universitas Jambi di Kampus Pinang Masak, Muaro Jambi, kemarin. Dalam kesempatan itu, dia didampingi dua anggota DPD asal Jambi; M. Syukur dan Hasbi Ansory, serta Sekjen DPD RI Sudarsono Hardjosoekanto.
Dalam keterangannya, Irman mengungkapkan itu karena menilai ciri-ciri negara terjajah persis dengan apa yang dialami Indonesia saat ini.
Ciri-ciri negara terjajah itu, pertama, negeri dijadikan sumber bahan baku murah oleh negara-negara industri dan kapitalis. Kedua, dijadikan sebagai pasar untuk menjual produk-produk hasil industri negara penjajah. Ketiga, negeri jajahan dijadikan tempat mencari rente dengan memutarkan kelebihan kapital mereka. "Negara kita adalah konsumen handphone terbesar ketiga dan salah satu pasar mobil dan sepeda motor terbesar di dunia," kata Irman.
Selain itu, sebut Irman, lebih 50 persen perbankan dikuasai oleh pemodal asing. Karena Indonesia masih dianggap sebagai tujuan investasi uang terbaik di dunia dengan suku bunga yang jauh lebih tinggi dibanding negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, Eropa, Singapura, bahkan di atas Malaysia dan Thailand.
Namun begitu, Irman tetap berupaya memotivasi mahasiswa untuk tetap semangat mencari ilmu, dan bersaing dengan mahasiswa negara-negara lain. Sebab, untuk mencapai negara adidaya hanya dapat dikuasai oleh sumberdaya manusia yang berilmu, cerdas dan berkarakter.
Irman mengingatkan setiap mahasiswa memiliki mimpi sama, yaitu membuat Indonesia maju. Pasalnya, ia pun mengaku untuk sampai menjadi Ketua DPD RI perlu proses yang panjang.
"Siapapun itu, anak petani, anak kampung, adik-adik harus memiliki mimpi, mudah-mudahan Indonesia bisa. Kita punya Sumber Daya Alam, luar biasa dan kita masuk nomor ke lima di Asia bahkan di Asia Tenggara, Indonesia yang terbaik. Dengan pertumbuhan ekonomi terbaik, adik-adik bisa manfaatkan ini," kata dia.
Selain itu, jelang Pemilihan Legislatif 9 April mendatang, Irman mengajak para mahasiswa tidak Golput serta menjadi pemilih yang cerdas dan ikut mengawasi jalannya pemilu itu sendiri. "Ini penting sebagai mahasiswa
agent of change (perubahan) harus lihat pengalamannya, prestasinya. Sehingga adik-adik bisa tahu visi misi yang nantinya, adik pilih siapa wakil rakyatnya," tegasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: