Demikian disampaikan Wakil Presiden (2004-2009) Jusuf Kalla dalam acara Seminar & Dialog Nasional "Ekonomi Kerakyatan dan Kebangsaan" di Planet Holiday Hotel, Batam, Sabtu (22/2).
"Tidak ada sejarahnya, mau menurunkan inflasi dengan meningkatkan suku bunga BI. Karena, suku bunga yang tinggi akan mematikan usaha-usaha yang berkembang dan usaha mikro," tegasnya.
Turut hadir hadir pula mantan Ketua MK Mahfud MD, pengamat politik Efendi Ghazali, Wakil Gubernur Kepulauan Riau Soerya Respationo, Ketua Kadin Pusat Surya Budi Sulisto dan Ketua Kadin Batam Ahmad Ma'ruf.
Menyinggung masalah harga dollar yang masih berkisar diangka 11 ribu, JK mengatakan hal itu tergantung dari kacamata mana memandangnya. Menurutnya, industri yang menghasilkan barang untuk diekspor tentunya diuntungkan akibat perbedaan nilai tukar.
Tetapi industri yang bergantung pada impor tentu akan mengeluh dan dirugikan. Untuk itu, JK menegaskan bahwa ekonomi kita tidak bisa dipandang satu sisi saja.
"Ekonomi kita jangan dipandang satu sisi. Dollar naik memang membuat industri berbasis impor dirugikan. Tapi yang ekspor justru diuntungkan," tegas Ketua Umum Palang Merah Indonesia itu.
Sementara itu, Ketua Kadin Pusat, dalam pidatonya, memuji kepemimpinan JK dalam mengawal dan memajukan ekonomi rakyat. Karena saat menjabat sebagai Wapres, menurutnya, banyak gebrakan-gebrakan JK yang mendukung kemajuan dunia usaha di Indonesia dan pro kesejahteraan rakyat. "Sayangnya kurang lama bapak jadi Wapresnya," ujar Surya yang disambut tepuk tangan dan tawa peserta.
[zul]
BERITA TERKAIT: