Pengamat perkotaan , Yayat Supriatna, menerangkan, satu isu yang masih diperdebatkan adalah rencana jalur monorel. Rute hijau adalah Kuningan-Gatot Subroto-SCBD-Senayan-Pejompongan-kembali ke Kuningan, yang ditargetkan akan beroperasi pada 2016.
Sedangkan rute biru adalah Mal Taman Anggrek-Tomang-Cideng-Tanah Abang-Karet-Mal Ambassador-Tebet-Kampung Melayu yang ditargetkan beroperasi pada 2017.
"Itu rute gemuk atau rute kurus? Menurut saya itu rute kurus. Ini hanya melayani para pekerja di perkantoran. Rute ini rute mobilitas pekerja makan siang dan wisata belanja. Itu ramai siang hari saja," ujarnya kepada
Rakyat Merdeka Online, Rabu (19/2).
Dia bandingkan rute itu jauh beda dengan yang diusulkan dan akan dijalankan Menteri BUMN Dahlan Iskan serta BUMN yang ditunjuk, yaitu rute Cibubur-Cawang dan Bekasi-Cawang. Hanya saja ide itu berbenturan dengan ruas jalan tol.
"Sekarang ini kaji kembali, perlu ketegasan dari Gubernur untuk panggil investor dan pertanyakan kesiapan. Harus ada ketegasan dari gubernur dan keterbukaan dari investor untuk mampu terus atau tidak," ucap Yayat.
Dia ingatkan, jangan sampai masyarakat Jakarta memberikan stigma kagok atau gagal pada tiap proyek besar yang akan dijalankan pemerintah.
"Pak Jokowi harus berani ambil sikap, diteruskan atau tidak. Kalau tidak diteruskan berarti investornya harus ganti, program kerjasama baru dengan swasta," kata Yayat.
Masalah besar akan datang kalau proyek monorel ini terus dipaksakan maju, tanpa ada kepastian. Yayat tegaskan, saat ini warga Jakarta sudah terlalu kenyang dengan kekecewaan atas janji-janji mengatasi kemacetan.
"Yang penting tunjukkan komitmen investor, jalankan pembangunan. Jangan sekadar diresmikan lalu berhenti. Kalau di tentara ada motto, ragu-ragu mundur saja," jelasnya.
Menurut dia, tidak apa kalaupun proyek itu terpaksa ditunda. Tetapi, untuk itu juga mesti ada kepastian sampai kapan penundaan akan dilakukan.
"Kalaupun ditunda, sampai kapan? Berilah seteguk air pada warga Jakarta supaya rasa hausnya terobati. Kita sudah terlalu capek dengan kemacetan," terangnya.
"Kita berharap kepastian investor berani katakan 'kami akan mulai' pada tanggal dan bulan yang pasti. Kalai investor tidak terbuka, gubernur harus tegas. Jangan mau dibohongi lagi. Kalau sulit ya katakan sulit," terangnya.
[ald]