Saat ini kondisi material lahar dingin telah jenuh air karena sudah 3 hari terakhir terkena hujan sehingga mudah menjadi banjir lahar dingin.
"Tentu saja 50 juta meter kubik tersebut tidak akan terjadi sekaligus. Tergantung dari hujan yang ada," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, pagi ini (Rabu, 19/2).
Sutopo mengungkapkan, banjir lahar dingin memiliki sifat merusak. Banjir lahar juga memicu tingginya erosi di bantaran sungai yang dilalui banjir lahar. "Tidak aneh seringkali pondasi jembatan pun roboh," imbuh dia.
Pada kemiringan lereng curam, lebih Sutopo menjelaskan, mengalirnya banjir lahar ke arah dataran kaki gunung berlangsung sangat cepat. Daya kikis atau daya tumbuk arus banjir lahar terhadap tepi sungai akan semakin kuat.
Karena itu, di sekitar Gunung Kelud telah dibangun sabo sabo dam yang mampu menampung 14,5 juta meter kubik. Sungai-sungai yang ada menampung 14 juta meter kubik, sehingga dam sabo dan sungai mampu menampung 28 juta meter kubik.
"Masyarakat diimbau selalu waspada. Jauhi bantaran sungai saat banjir lahar dingin," tandas Sutopo.
[zul]
BERITA TERKAIT: