Namun meletusnya Gunung Kelud membuat JK memangkas perjalanan. Ia juga harus meninggalkan istrinya, Mufidah Jusuf Kalla, di Taipei agar bisa segera memimpin rapat di markas PMI, Jakarta, hari ini, Sabtu (15/2).
Dalam rapat itu, JK menerima hasil laporan kinerja PMI baru-baru ini. Selama terjadi bencana Kelud, PMI Pusat telah membagikan 50 ribu masker dari 100 ribu masker yang dipersiapkan. PMI juga memobilisasi 2 unit mobil Hagglunds.
Sementara JK, dalam kesempatan itu, memerintahkan semua bantuan yang bisa dikerahkan agar tingkatkan. Beberapa bantuan yang perlu ditambah adalah penyediaan masker, dapur umum dan air bersih. "Orang disana itu pasti sumurnya hilang, airnya kotor. Tangki air harus ditambah!" tegas JK, seperti dikutip dari rilis yang diterima sesaat lalu.
Dalam laporan PMI, mereka kini telah mengerahkan sekitar 13 unit mobil tanki air dari gusang PMI di Gresik. Namun itu belum cukup. Sesuai arahan JK, mobil tanki akan ditambah hingga 20 mobil tanki air.
Sejauh ini, PMI Pusat terus berkoordinasi dengan PMI Prov Jatim dan juga PMI kabupaten dan kota di sekitar Gunung Kelud, yakni PMI Kota Kediri, Kab Kediri, Kota Blitar, Kab Blitar dan PMI Kab. Malang.
Bantuan yang didistribusikan oleh PMI cabang kabupaten/kota tersebut antara lain mobilisasi relawan, air minum, penyediaan masker, tikar, dan pendirian dapur umum untuk menjaga ketersediaan konsumsi bagi pengungsi.
PMI melaporkan bahwa hingga saat ini total pengungsi adalah 48.283. Mereka tersebar di 5 kabupaten kota, yakni 36 titik pengungsian di sekitar Kelud.
Bukan kali ini saja JK meninggalkan istrinya, Mufidah. Saat merayakan acara ulang tahun pada 12 Februari, Mufidah juga ditinggalkan JK karena harus ke Kediri memantau Kelud yang waktu itu belum meletus. Mufidah sangat mengerti dan memahami pentingnya tugas yang diemban JK. Ia tahu perannya sebagai istri pemimpin bangsa dan aktivis kemanusiaan. "Maka dari itu tidak apa kalau Bapak harus kesana-kemari, saya sudah harus maklum," kata Mufidah.
[zul]
BERITA TERKAIT: