Direktur Komunikasi Indonesia Indicator, Rustika Herlambang, menjelaskan, media di Indonesi merespon luar biasa protes keras Singapura tersebut. Usman-Harun pun menjadi pemberitaan dalam beberapa hari terakhir ini.
"Tercatat 799 pemberitaan hingga pukul 23.00 WIB (Rabu, 12/2). Pemberitaan ini berasal dari 80 Media online Indonesia, dari 337 media yang disaring," jelas Rustika Herlambang (Kamis, 13/2).
Influencer terbesar di adalah pernyataan Panglima TNI Jenderal Moeldoko. Mention lokasi dari pemberitaan ini ada di berbagai wilayah.
Sedangkan isu terbesar dari media Indonesia adalah mengingatkan posisi Usman-Harun sebagai salah satu pahlawan dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan serta rekonsiliasi yang terjadi, yakni ketika PM Singapura saat itu, Lee Kuan Yew melakukan tabur bunga di makam Usman-Hamid. "Ini mengakibatkan sentimen negatif terhadap pemberitaan tersebut sebesar 30%," ungkapnya.
Respon luar biasa juga terjadi di ranah Twitter Indonesia, di mana terdapat lebih dari 11 ribu twit, RT, dan mention terhadap Usman-Harun.
Sementara itu, di media Singapore tercatat ada 36 berita dari 11 media. Bila influencer terbesar di media Indonesia diduduki oleh Moeldoko, lain halnya dengan di Singapura yang menempatkan Menlu RI Marty Natalegawa sebagai narasumber utama yang paling banyak dirujuk, diikuti oleh Menlu Singapura K. Shanmugam dan Jubir Wakil Perdana Menteri Singapura, Teo Chee Hean, Yap Neng Jye.
"Isu terbesar di Singapura lebih pada mengingatkan bahwa penamaan tersebut terasa disrespect terhadap warga Singapura, ketidakhadiran Indonesia di Air Show, serta PM Lee unfriend Yudhoyono. Sentimen negatif pemberitaan menunjukkan angka 40%," beber Rustika.
Tak hanya Indonesia dan Singapura, media-media di Malaysia juga memberikan perhatian. Media Malaysia menganggap peristiwa Usman-Harun cukup signifikan. Di media yang kontrol pemerintahnya masih kuat ini mencatat sebanyak 26 pemberitaan dari 13 media. Narasumber yang terbanyak dikutip media Malaysia adalah Marty Natalegawa disusul uru bicara Kemenhan, Brigjen Sisriadi Iskandar, dan Moeldoko.
"Isu terbesar yang diangkat mengenai peristiwa pemboman di Mac Donald dan jumlah warga tewas dan terluka serta dimunculkan foto2 lama mengenai peristiwa tersebut. Sentimen negatif pemberitaan media Malaysia mencapai 48%," tandasnya.
Indonesia Indicator adalah lembaga riset berbasis piranti lunak Artificial Intelligence (AI) untuk menganalisis fenomena politik, ekonomi, sosial di Indonesia melalui pemberitaan (media mapping). Monitoring dilakukan secara real time. Metode pengumpulan dilakukan oleh perangkat lunak crawler (robot) secara otomatis dengan analisis berbasis AI, semantik, dan text mining.
[zul]
BERITA TERKAIT: