Beliau berdiri memperhatikan para pengungsi yang masih tertidur nyenyak. Kecuali petugas jaga termasuk relawan, TNI, Polri bebearapa orang yang tidak tertidur. Dia kemudian keluar dan menuju dapur untuk melihat-lihat petugas dapur umum yang sudah bangun sedang masak untuk sarapan pagi pengungsi. DI, begitu dia disering disapa, lalu menyalami satu persatu petugas yang sedang memasak. Mereka sangat senang dan haru melihat pejabat tinggi yang rendah hati dan peduli dengan orang kecil seperti mereka.
Dahlan Iskan selesai berkeling di lokasi pengungsi pada pukul 04.05 WIB. Dia lalu mengajak Camat Brastagi keluar menggunakan mobil. Diikuti Kepala Desa setempat, Dahlan naik mobil menuju arah Gunung Sinabung.Saat itu, Pak Camat membisiki dan bertanya kepada Dahlan, mau kemana di pagi-pagi buta ini.
Di tengah perjalanan barulah beliau memberitahu bahwa tujuannya adalah Desa Jeraya, Desa Pintu Besi Kecamatan. Simpang Empat. Sang Camat pun heran kenapa Dahlan Iskan tahu nama desa tersebut.
"Tadi malam sambil tidur-tiduran di samping saya ada 2 anak SMP yang menyampaikan mereka berasal dari sana. Saya mau tahu kondisi desanya," jelas Dahlan, yang saat itu mobilnya dikemudikan Aziz, Sespri Dahlan, mengingat saat itu sopir pribadinya masih tertidur.
Dalam gelap gulita ditambah abu yang menyirami kepala rombongan, Dahlan Iskan menyusuri desa tersebut. Pak Camat pun merasa bersalah dan memohon maaf karena lupa membawa masker. Selesai berkeliling desa, DI menuju desa Naman sekitar 4 Km dari Gn Sinabung. Sesampai disana beliau melihat ada 2 orang sedang sholat subuh.
Kemudian Dahlan pamit ke Pak Camat karena ingin mendirikan shalat. Selesai shalat, mantan Dirut PLN ini berbincang dengan Ustadz Ahirta Sitepu & Rio. Rupanya mereka tidak mengungsi karena menjaga desa. Saat itu, terlihat jelas lahar panas turun dari gunung. Saat yang sama anjing-anjing menggonggong dan terjadi letusan yang mengeluarkan asap sangat hitam. Setelah memperhatikan peristiwa alam tersebut, Dahlan bersama rombongan pun kami pamit.
"
Subhanallah ada menteri pagi-pagi kesini melihat kami, menginap dengan pengungsi. Jarang seperti ini," ujar sang Ustadz yang saat itu jam menunjukkan pukul 05.58 WIB.
[zul]
BERITA TERKAIT: