Banyak kalangan sebenarnya sudah mengingatkan agar mantan Walikota Solo yang akrab disapa Jokowi itu untuk menuntaskan masa jabatannya memimpin Ibukota.
"Namun akal sehat sudah lenyap dari orang-orang tersebut. Dari aroma klenik seperti dideklarasikan Jokowi sebagai satria paningit, serta desain opini secara sistemik dibangun seolah Jokowi sosok sempurna dan tak terkalahkan," jelas pengamat politik Martimus Amin pagi ini (Selasa, 21/1).
"Masyarakat digiring dengan opini sesat dalam upaya menggeser mindset masyarakat sehingga melupakan posisi Jokowi sebagai Gubernur baru terpilih dan mengemban amanat membenahi kota Jakarta," sambungnya.
Karena itu, perlu ada ketegasan dari Jokowi untuk memotong mata rantai lingkaran wacana pencapresan agar tidak menimbulkan ketidaksimpatian publik yang menilai dirinya adalah orang tidak tahu diri dan kemaruk kekuasaan. Jika isu ini terus dibiarkan, jelas akan menjatuhkan kredibilitasnya.
"Sebab, mayoritas warga ibu Jakarta memilih beliau untuk tugas dan tanggungjawab melaksanakan program dan mengatasi soal Jakarta banjir dan macet. Mari kita pantau bersama konsistensi perjalanan politik Jokowi kedepan, apakah Jokowi negarawan atau hanya badut politik," demikian Martimus, peneliti senior The Indonesia Reform.
[zul]
BERITA TERKAIT: