Barat dan Yerusalem Timur. Sebegaimana pemgumuman Kementerian Perumahan Israel, 800 rumah diantaranya akan dibangun di Tepi Barat dan 600 lainnya di Yerusalem Timur.
Langkah ini pun dianggap kontroversial karena wilayah tersebut merupakan
wilayah sengketa antara Israel dengan Palestina. Hal ini dinilai bisa menghambat perundingan damai yang dipimpin Amerika Serikat.
Sebagaimana dikutip
Associated Press (Sabtu, 11/1), Saeb Erekat, seorang negosiator Palestina yang terlibat dalam proses perdamaian mengatakan bahwa pengumuman ini mengindikasikan Israel telah menghancurkan upaya perdamaian.
"Pemerintah Israel ini secara terbuka menampilkan agenda sebenarnya. Pengumuman ini adalah tes kemampuan untuk pemerintah AS untuk menyikapi Israel yang telah menyabotase upaya perdamaian," kata Erekat.
Namun, Hingga saat ini tak banyak kemajuan yang dicapai dari perundingan damai antara Israel dan Palestina yang dilakukan Menlu AS John Kerry sebagai penengah, sejak dimulai kembali pada Juli lalu.
"Pengumuman seperti itu juga sebagai pengingat bagi masyarakat internasional untuk memutuskan semua hubungan dengan Israel," lanjutnya.
[ysa]
BERITA TERKAIT: