Karena publik sudah menduga bahwa pemerintah akan menganulir kebijakan tersebut. Terbukti, kemarin kenaikan harga itu direvisi menjadi Rp 1.000 per kg.
"Semua orang sudah dapat membaca jalan cerita kebijakan Pertamina menaikkan harga elpiji tersebut. Dari sinetron tersebut, muncul pahlawan kesiangan yang
seolah-olah berjasa. Kita semua paham dan dapat memaklumi sinetron awal tahun tersebut dan memang lucu sekali jalan ceritanya, termasuk sinetron BPJS," jelas Sekretaris Fraksi Hanura, Saleh Husin (Selasa, 7/1).
"Di tahun politik, berbagai cara diupayakan untuk menggapai citra. Namun karena hal ini dilakukan berulang kali, maka masyarakat menjadi muak dan antipati," sambung Saleh.
Sebelumnya, tak berselang lama setelah ditetapkan, Presiden SBY juga mencabut Peraturan Presiden (Perpres) 105/2013 tentang Pelayanan Kesehatan Paripurna kepada Menteri dan Pejabat Tertentu dan Perpres Nomor 106/2013 tentang Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Pimpinan Lembaga Negara pada Senin (20/12) lalu.
Melanjutkan keterangannya, menurut Saleh Husin, mestinya di akhir masa jabatan, pemerintah bekerja ikhlas membawa masyarakat keluar dari keterpurukan dan kesulitan ekonomi serta maju bersaing dengan negara-negara lain untuk mencapai masyarakat yang sejahtera.
"Tidak perlu lagi berburu citra yang tidak bermanfaat buat masyarakat banyak," demikian anggota Komisi V DPR ini.
[zul]
BERITA TERKAIT: