"Aku tetap akan bela Bapak," tegas Ruhut saat dihubungi
Rakyat Merdeka Online pagi ini (Kamis, 2/1).
Selain Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Demorkat Marzuki Alie, Ruhut juga mengaku menerima pesan singkat dari SBY.
Bunyinya:
Saya selama ini paham saya kuat, tetapi saya terus tahan diri. Saya tidak mau gunakan kekuasaan itu. Tapi ketika saya disebut melakukan barter jabatan Wapres dengan Century, itu sudah tuduhan seolah-oleh saya korupsi. Itu bukan main-main, masyarakat kita akan menilai seolah-olah itu benar. Jadi saya harus membela diri.
Siapa yang bela diri saya? Kalau ada orang lain yang mau membela, saya bersyukur. Masalahnya tidak ada yang membela saya. Saya akhirnya gunakan orang yang ngerti hukum, saya pakai kuasa hukum. Karena ini urusan pribadi, saya saya gunakan pengacara pribadi.
"Dapat dong. Aku kan jurubicara," jelas Ruhut.
Ruhut tak menampik ada sejumlah kader Partai Demokrat yang tidak mendukung SBY secara penuh. Bahkan, ada yang bermain di dua kaki, termasuk di kalangan menteri dari Partai Demokrat.
"Contoh, saya ini kan vokal kepada siapa saja. Ada menteri dari Demokrat mengingatkan aku, jangan terlalu galak. Mereka itu pasti mau main dua kaki. Pasti nggak laku itu," ujarnya tanpa membeberkan.
Menurutnya, saat ini juga masih ada pengurus DPP Partai Demokrat yang ingin bermain dua kaki. Misalnya, pada saat acara akhir tahun Demokrat, masih ada pengurus yang memuji-muji Anas Urbaningrum.
"Kalau ada (kader Demokrat) yang mau meninggalkan Pak SBY, cocoknya di neraka jahannam saja. Dia tidak pandai bersyukur. Karena, kalau nggak karena Pak SBY, karena Demokrat, siapa mereka, nggak ada yang kenal. Nggak mungkin mereka jadi anggota DPR," kecamnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: