"Ini adalah tindakan arogan, tidak dapat dibenarkan sama sekali," tegas anggota Komisi Perhubungan DPR RI, Saleh Husin, (Minggu, 22/12).
Sebagai Kepala Daerah, sambung anggota Dewan dari NTT ini, seharusnya Marianus memberikan contoh yang baik kepada masyarakat, bukan malah menggunakan cara-cara preman dalam mengatasi sebuah persoalan.
Menurut Ketua DPP Partai Hanura ini, tindakan Bupati Ngada itu telah mencoreng dunia penerbangan Indonesia di mata internasional. "Untuk itu, Kemenhub (Kementerian Perhubungan) harus memberikan teguran ke Pemda setempat terkait masalah terebut," tegas Saleh.
Bupati Marianus Sae ditengarai memerintahkan sekelompok orang menduduki lintasan bandara Turalelo di Soa, Kabupaten Ngada, saat pesawat Merpati dari Kupang hendak mendarat sekira pukul 07:30 Wita, Sabtu (21/12).
Penyebabnya, dia kesal karena karena ketinggalan pesawat Merpati dari Kupang menuju Kabupaten Ngada. Akibatnya, pesawat MA-60 Merpati tersebut terpaksa kembali ke Kupang dengan membawa 54 penumpang.
"(Persoalan ini) harusnya bisa dikomunikasikan secara baik dengan pihak maskapai. Tentu mereka (Merpati) bisa mencari jalan keluarnya, bukan dengan menutup bandara," kesal Saleh.
[zul]
BERITA TERKAIT: