Sebelumnya, pemerintah sudah menegaskan jenis mobil murah ramah lingkunan atau low cost green car (LGCC) tidak akan menggunakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Namun, tidak demikian faktanya.
Fakta di lapangan menemukan bahwa mobil murah juga ikut-ikutan berbondong-bondong untuk mendapatkan alat pengendali BBM atau RFID (Radio-frequency identification).
"Namun saat ini, hal (aturan) itu dilanggar (pemerintah) sendiri dengan memberikan pemasangan RFID pada mobil murah tersebut yang tentu dengan sendirinya berarti dibolehkan menggunakan BBM bersubsidi," jelas anggota Komisi V DPR Saleh Husin (Selasa, 3/12).
Karena itulah, Sekretaris Fraksi Hanura ini mempertanyakan sikap pemerintah tersebut.
"Dimana konsistensi dari kebijakan yang dibuatnya sendiri. Aturan setiap saat bisa berubah ubah sesuai sikon, dan akhirnya tergambar dengan jelas setiap instansi saling berlomba membuat kebijakan dan saling bertabrakan tanpa ada suatu koordinasi yang integral," demikian Saleh Husin.
[zul]
BERITA TERKAIT: